Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Momen Cristiano Ronaldo Hadiri Jamuan Makan bersama Donald Trump dan Pangeran Arab Saudi 
Advertisement . Scroll to see content

LBH Pendidikan Desak Dedi Mulyadi Setop Kirim Anak ke Barak Militer: Tak Humanis

Selasa, 13 Mei 2025 - 00:30:00 WIB
LBH Pendidikan Desak Dedi Mulyadi Setop Kirim Anak ke Barak Militer: Tak Humanis
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi (foto: iNews/Agus Warsudi)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pendidikan Indonesia, Rezekinta Sofrizal mendesak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mencabut program pengiriman anak nakal ke barak militer. LBH Pendidikan memandang, pembinaan terhadap anak tidak perlu melibatkan militer.

"Kami mendesak agar Dedi Mulyadi untuk menghapus, tidak melibatkan institusi militer atas dasar, atas nama pendisiplinan anak," kata Rezekinta di Babelan, Kabupaten Bekasi, Senin (12/5/2025).

Rezekinta sebelumnya mendampingi Adhel Setiawan, orang tua murid asal Babelan yang melaporkan Dedi ke Komisi Nasional HAM (Komnas HAM). Dia menyebut, pendidikan di barak militer tidak ramah terhadap anak.

"Dari perspektif pendidikan, bahwa pendidikan militer itu tidak humanis, tidak demokratis, tidak menggali potensi anak. Mungkin seperti yang kita tahu, pendidikan militer itu kan menaklukkan, bukan membangun kesadaran si anak. Dia patuh bukan karena kesadaran, karena takut," katanya.

Ketimbang mendidik anak di barak militer, dirinya menyarankan adanya pemberdayaan orang tua untuk membantu mengubah anak nakal menjadi baik.

"Peran masyarakat dan orang tua bagaimana ya? Dikasih ilmu parenting, biar mereka bisa mendidik anaknya sesuai dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat," ucap dia.

Sebelumnya, TNI menepis anggapan pendidikan anak nakal di barak militer adalah militerisme. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi memastikan, apa yang dilakukan oleh pihaknya hanya pendidikan disiplin biasa saja.

Kristomei mencontohkan, selama pembinaan ini siswa diajarkan disiplin bangun pagi kemudian beribadah atau melakukan olahraga.

"Kalau cuma bangun jam 04.30 pagi, terus kemudian salat dan senam pagi kan artinya menurut saya bukan militerisme. Pendidikan disiplin saja, gerakan disiplin," kata Kristomei, dikutip Jumat (9/5/2025).

Pihaknya telah menyusun jadwal ketat untuk membina anak-anak berkategori nakal tersebut. Dengan demikian, anak-anak akan terbiasa menjalani hidup dengan disiplin.

Editor: Reza Fajri

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut