LPSK Temui Keluarga Diplomat Kemlu Arya Daru, Bahas Amplop Misterius
JAKARTA, iNews.id - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menemui pihak keluarga diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (ADP). Pertemuan itu membahas amplop misterius yang diterima keluarga usai pemakaman Arya Daru.
"Kita sudah bertemu dengan keluarganya, dengan kakak ipar korban. Sudah disampaikan informasi adanya kiriman (amplop) kepada LPSK," kata Wakil Ketua LPSK Susilaningtias, Selasa (26/8/2025).
Susi menyebut pertemuan antara LPSK dan pihak keluarga masih sebatas konsultasi. Menurutnya, pihak keluarga masih belum mengajukan permohonan perlindungan.
Meski demikian, dia memastikan LPSK memberikan perhatian terhadap keluarga Arya Daru. Hal ini apabila pihak keluarga memang merasa mendapatkan ancaman terkait tewasnya diplomat muda itu.
"Kami concern (peduli) terhadap keselamatan pihak keluarga almarhum. Entah itu (ancaman) terhadap istrinya, atau orangtuanya. LPSK siap memberikan perlindungan," ujarnya.
Diketahui, amplop misterius tersebut diungkap oleh kuasa hukum keluarga Arya Daru, Nicholay Aprilindo. Nicholay menyebut amplop itu diserahkan sosok misterius kepada keluarga usai pemakaman.
Amplop itu berisi berbagai simbol dari gabus berwarna putih. Simbol-simbol yang tertera di antaranya bintang, hati, dan bunga kamboja.
Diketahui, Arya Daru ditemukan tewas dalam kondisi kepala terlilit lakban di kamar kosnya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025. Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menyimpulkan tidak ada keterlibatan orang lain dalam kematian Arya Daru.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengungkapkan Arya ternyata telah memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya sejak lama, tepatnya 2013. Fakta tersebut terungkap dari hasil pemeriksaan digital forensik terhadap perangkat elektronik milik Arya.
“Ditemukan riwayat komunikasi antara pemilik akun email [email protected] (milik ADP) dengan akun [email protected]. Dari hasil tersebut diketahui bahwa sejak 2013 ADP sudah memiliki keinginan bunuh diri, dan pada tahun 2021 keinginannya semakin kuat,” kata Wira dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Wira menjelaskan akun yang dihubungi Arya merupakan milik Samaritans, lembaga amal di Inggris dan Irlandia yang menyediakan layanan dukungan emosional secara rahasia kepada orang-orang yang mengalami tekanan psikologis, keputusasaan, dan pemikiran untuk bunuh diri.
“Dari keseluruhan data digital yang diperoleh dari barang bukti elektronik, tidak ditemukan informasi maupun dokumen yang mengandung muatan ancaman fisik, psikis, atau kekerasan dari pihak lain,” jelas Wira.
Editor: Rizky Agustian