Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ibu Pratama Mahasiswa Unila yang Tewas usai Diksar Ungkap Anaknya sempat Diancam
Advertisement . Scroll to see content

Mahasiswa Tewas Diduga akibat Diksar Maut, Ini Respons Dekan FEB Unila

Rabu, 04 Juni 2025 - 07:29:00 WIB
Mahasiswa Tewas Diduga akibat Diksar Maut, Ini Respons Dekan FEB Unila
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila Prof Nairobi, saat memberikan keterangan pers terkait dugaan kekerasan Diksar Mahepel. (Dok Unila)
Advertisement . Scroll to see content

BANDAR LAMPUNG, iNews.idUniversitas Lampung (Unila) angkat bicara terkait kabar seorang mahasiswa diduga meninggal setelah mengikuti pendidikan dasar (Diksar) Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel). Korban bernama Pratama Wijaya Kusuma yang mengikuti diksar di kaki Gunung Betung, Pesawaran, Lampung pada 10-14 November 2024.

Sejak saat itu, kondisi tubuh tidak sesehat sebelumnya dan sering sakit hingga akhirnya meninggal dunia pada 28 April 2025.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila Prof Nairobi mengatakan, pihak fakultas telah menerima laporan adanya indikasi kekerasan dalam Diksar Mahepel yang digelar pada November 2024.

Dia mengatakan, laporan awal muncul dari seorang peserta bernama Fariz yang mengeluhkan gangguan pendengaran. Dalam proses penanganan, fakultas menggelar sidang dengan panitia dan pembina alumni dan diakui adanya penyimpangan selama pelaksanaan Diksar.

“Kami dapat laporan salah seorang melaporkan pendengarannya terganggu, ada indikasi kekerasan. Jadi kami melakukan sidang pimpinan bersama panitia dan pembina alumni yang hadir,” ujar Nairobi, Selasa (3/6/2025).

Pengakuan Panitia dan Tindakan Hukuman

Dalam sidang tersebut, panitia Diksar Mahepel mengakui terjadinya pelanggaran aturan serta meminta maaf atas kejadian yang menimpa Fariz. Pihak panitia juga menyatakan kesediaan untuk bertanggung jawab atas kelalaian tersebut.

Sebagai bentuk sanksi, mahasiswa yang terlibat diminta membuat surat pernyataan tidak mengulangi pelanggaran dan menghadapi hukuman sosial berupa pembersihan embung penuh kotoran.

Prof Nairobi menjelaskan, tindakan ini diambil agar para peserta memahami betapa pentingnya nilai kepedulian terhadap lingkungan.

“Pertama, membuat surat pernyataan bahwa jika terulang lagi maka mereka akan dibekukan organisasinya. Kedua, sebagai pendidikan bagi mereka, kami menghukum dengan membersihkan embung yang luas itu penuh dengan kotoran,” katanya.

Keluarga Mahasiswa Meninggal Tidak Menuntut

Pada April 2025, mahasiswa Mahepel, Pratama Wijaya Kusuma meninggal setelah didiagnosis menderita tumor otak. Pihak kampus mendatangi keluarga untuk menyampaikan belasungkawa dan memastikan tidak ada niatan keluarga untuk menuntut.

Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis kemudian melakukan pertemuan dengan orang tua Pratama. Hasilnya, keluarga korban menyatakan tidak berniat menuntut ataupun mengaitkan meninggalnya Pratama dengan kegiatan Diksar.

“Saya minta Wakil Dekan mendatangi keluarga, kemudian penyelesaiannya seperti apa. Setelah bertemu, beliau menyatakan tidak ingin menuntut,” kata Nairobi.

Hingga kini, belum ada pengaduan resmi dari pihak keluarga Pratama kepada pihak kampus. Prof Nairobi menegaskan bahwa tidak ada bukti langsung yang mengaitkan Diksar dengan penyebab kematian Pratama, apalagi jarak waktu antara kegiatan Diksar dan meninggalnya Pratama mencapai 5 bulan.

“Mahasiswa yang mengikuti Diksar sudah dilengkapi surat keterangan sehat dan izin orang tua. Pertama kali dilaporkan Fariz, tidak ada nama Pratama. Jadi saya tidak berani menghukum organisasi lainnya tanpa bukti kuat,” ucapnya.

Pembentukan Tim Investigasi Universitas

Menindaklanjuti isu kekerasan saat Diksar, Unila telah membentuk tim investigasi di tingkat universitas untuk menggali fakta secara menyeluruh. Pihak-pihak terkait, termasuk panitia dan pembina Diksar, akan dipanggil untuk dimintai keterangan.

Tim ini berada di bawah koordinasi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Rektor Unila Prof Nairobi menyatakan bahwa ia telah menyerahkan seluruh kronologi dan data pendukung kepada pihak berwenang di fakultas dan universitas.

“Sudah diambil alih tingkat universitas dan nanti akan melakukan investigasi. Siapa pun yang terlibat akan dipanggil. Saat ini saya sudah melapor, memberikan kronologi kepada Wakil Rektor dan Rektor,” kata Nairobi.

Editor: Donald Karouw

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut