Mahfud MD Ungkap Dugaan Mark Up di Proyek Kereta Cepat Whoosh, Ini Respons Ketua KPK
JAKARTA, iNews.id - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto merespons mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD yang mengunkap dugaan mark up di proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Dia berharap pernyataan Mahfud dalam siniar itu dilengkapi data pendukung.
"Kalau Pak Mahfud menyampaikan seperti itu ya mudah-mudahan ada informasi, ada data dan dokumen yang bisa mendukung kejelasan dari yang disampaikan," ujar Setyo saat ditemui di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Hingga saat ini, kata dia, KPK belum mendapatkan informasi serupa dengan apa yang dikatakan Mahfud. Dengan demikian, menurutnya, tergantung Mahfud apakah akan menyerahkan informasi tersebut langsung ke KPK.
"Saya yakin beliau mungkin punya (dokumen pendukung), tinggal nanti apakah beliau mau menyerahkan atau apa, tergantung dari beliau," ujar Setyo.
Setyo tidak menegaskan apakah KPK akan menjemput bola untuk mengklarifikasi informasi tersebut. Dia hanya menjelaskan setiap informasi yang ada akan terlebih dahulu ditelaah oleh Kedeputiaan di KPK.
"Ya biar ditelaah dulu di level kedeputiaan apa yang harus dilakukan dengan informasi tersebut," tandasnya.
Diketahui, Mahfud MD menyebut ada dugaan mark up dalam proyek Whoosh. Informasi itu disampaikannya dalam siniar yang diunggah channel YouTube Mahfud MD Official.
Dalam siniar itu, Mahfud menyebut perhitungan proyek Whoosh naik tiga kali lipat. Di Indonesia, biaya per kilometernya mencapai 52 juta dolar Amerika Serikat (AS), sementara di China hanya berjumlah 17 juta dolar AS.
"Ada dugaan mark up. Dugaan mark up-nya begini, itu harus diperiksa uang lari ke mana. Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per 1 kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar AS, tapi di China sendiri, hitungannya 17-18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat," tutur dia.
"Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia," sambung Mahfud.
Editor: Rizky Agustian