MAKI Sebut Nurhadi Tukarkan Uang Asing di Mampang dan Cikini, KPK Akan Tindaklanjuti
JAKARTA, iNews.id - Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menyebut tersangka kasus suap dan gratifikasi di lingkungan Mahkamah Agung (MA), Nurhadi sempat menukarkan uang asing ke rupiah di money changer di kawasan Mampang dan Cikini, Jakarta. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menindaklanjuti laporan tersebut.
Pelaksana tugas (Plt) Juru Bicara KPK, Ali Fikri memastikan setiap laporan mengenai keberadaan buronan KPK akan ditindaklanjuti lembaga antikorupsi tersebut. Sementara itu penyidik KPK sedang memproses perampungan berkas perkara para tersangka. Selain Nurhadi (NHD), dalam perkara ini ada dua tersangka lain, yakni menantunya Rezky Herbiyono (RH) dan Direktur Multicon Indrajaya Terminal (MIT) Hiendra Soenjoto (HS).
"Saat ini penyidik sedang merampungkan berkas perkara dengan fokus pada pengumpulan bukti-bukti soal penggunaan uang yang diduga diterima oleh tersangka NHD dan RH yang berasal dari HS selaku tersangka pemberi suap dan atau gratifikasi," kata Ali Fikri ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat oleh iNews.id, Sabtu (9/5/2020).
Seperti diketahui, Nurhadi dan Rezky diduga menerima suap dan gratifikasi senilai Rp46 miliar, sementara Hiendra ditetapkan sebagai tersangka selaku pemberi suap. Uang suap diduga berasal dari mantan Presiden Komisaris Lippo Grup Eddy Sindoro.
Eddy memiliki tujuan agar menunda pelaksanaan pemanggilan terhadap PT Metropolitan Tirta Perdana (PT MTP). Serta menerima pendaftaran Peninjauan Kembali daripada PT Across Asia Limited (PT AAL).
Ketiganya telah ditetapkan ke dalam daftar pencarian orang (DPO) KPK sejak Kamis, 13 Februari 2020. Langkah itu diambil lantaran ketiganya tidak bersikap kooperatif dalam menjalani pemeriksaan dan kerap mangkir dari jadwal yang telah ditentukan.
Menurut informasi MAKI, Nurhadi biasanya setiap minggu menukarkan uang sebanyak dua kali yang jumlahnya mencapai sekitar Rp1 miliar untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara di akhir pekan lebih banyak sekitar Rp1,5 miliar yang digunakan untuk membayar gaji buruh bangunan dan gaji pengawalnya.
"Yang melakukan penukaran bukan Nurhadi, biasanya menantunya Rezky Herbiyono atau karyawan kepercayaannya yang juga ditetapkan sebagai tersangka kasus tersebut," ucap Koordinator MAKI, Boyamin Saiman.
Editor: Rizal Bomantama