Makna Filosofis di Balik Busana Adat Jawa Alyssa dan Al Ghazali saat Ngunduh Mantu
JAKARTA, iNews.id - Kemeriahan acara ngunduh mantu Al Ghazali dan Alyssa Daguise masih menjadi sorotan publik hingga sekarang. Banyak orang dibuat terkesima lewat busana adat Jawa yang dipakai pengantin baru itu.
Ya, Al Ghazali dan Alyssa Daguise memilih nuansa Jawa untuk ngunduh mantu mereka. Tak hanya terlihat di busana, tapi juga dekorasi yang dibuat bak kerajaan Jawa yang super megah.
Bicara soal busana yang dikenakan, Al Ghazali dan Alyssa Daguise mengenakan koleksi kebaya dan beskap Jawa rancangan desainer Biyan. Nuansa black and gold bikin pasutri itu terlihat sangat berkelas dan ningrat.
Tapi, tahukah Anda kalau di balik busana adat Jawa yang dikenakan Al dan Alyssa itu mengandung makna mendalam yang sangat filosofis? Simak informasi selengkapnya.

Alyssa tampil anggun mengenakan kebaya panjang berbahan velvet berwarna hitam legam yang dipenuhi detail bordiran dan payet mewah.
Salah satu detail yang paling mencuri perhatian ada di bagian belakang kebayanya, di situ terpampang nyata burung merak yang saling berhadapan, dihiasi payet dan manik-manik berkilau yang tersusun sangat rapi.

Bukan sembarang hiasan. Sepasang burung merak ini melambangkan kemuliaan, kekuatan batin, dan kesetiaan.
Lewat unggahan sang penata gaya, Vannie Astecat, di Instagram @astecat, dijelaskan bahwa burung-burung itu digambarkan menari bersama, sebagai simbol dua jiwa yang saling menjaga dalam harmoni.
Sentuhan floral berwarna fuchsia pada ranting-ranting juga memperkuat kesan romantis dan feminin, seolah menggambarkan bunga cinta yang sedang bermekaran.
Teknik sulam dan taburan payet di kebaya ini mencerminkan keahlian tinggi dan dedikasi dalam setiap proses pembuatannya.
Setiap detil dirancang untuk tidak hanya menonjolkan keanggunan Alyssa, tapi juga menyampaikan pesan tentang kemurnian niat dan kesucian ikatan pernikahan.

Sementara itu, Al Ghazali mengenakan beskap Jawa modern dengan nuansa senada. Balutan beludru hitam berpadu dengan sulaman emas menciptakan kesan regal yang kuat.
Motif-motif yang digunakan pada beskap Al tak hanya memperindah visual, tetapi juga mengandung filosofi mendalam.
"Balutan adat Jawa, bukan sekadar busana tapi warisan leluhur yang menyatukan dua hati dalam satu ikatan suci," tulis Al dalam caption unggahan Instagram-nya, dikutip Jumat (20/6/2025).
Kalimat ini seolah menegaskan bahwa pilihan busana yang mereka kenakan adalah bentuk penghormatan terhadap akar budaya, sekaligus sebagai simbol penyatuan dua keluarga besar dalam restu dan cinta.
Penampilan Al dilengkapi dengan blangkon dan kain batik yang diikat rapi di bagian bawah, memberikan kesan maskulin yang tetap santun dan berkelas.
Busana Al dan Alyssa dirancang dan disusun secara paralel, tidak hanya dalam warna dan material, tapi juga dalam nilai-nilai yang ingin ditampilkan.
Busana Al Ghazali dan Alyssa Daguise di ngunduh mantu ini menggambarkan keharmonisan, kekuatan cinta, serta penghormatan pada tradisi Jawa yang sarat nilai luhur.
Editor: Muhammad Sukardi