Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cara Menentukan Arah Kiblat dengan Google Maps, Tips untuk Sholat Lebih Khusyuk
Advertisement . Scroll to see content

Matahari di Atas Kakbah 15-16 Juli 2025, Waktunya Cek Arah Kiblat

Sabtu, 12 Juli 2025 - 20:52:00 WIB
Matahari di Atas Kakbah 15-16 Juli 2025, Waktunya Cek Arah Kiblat
Kakbah. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Fenomena astronomi Istiwa A‘zam atau matahari melintas di atas Kakbah akan terjadi pada 15-16 Juli 2025. Momen ini dapat dimanfaatkan untuk mengecek arah kiblat.

Bayangan benda yang berdiri tegak lurus akan menunjuk arah yang berlawanan dari arah kiblat. Sehingga, masyarakat dapat memanfaatkan momen ini untuk mengukur atau mengkalibrasi arah kiblat secara mandiri. 

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat menjelaskan berdasarkan kajian ilmu falak, terdapat berbagai metode untuk menentukan arah kiblat, seperti penggunaan kompas, teodolit, hingga memanfaatkan fenomena Istiwa A‘zam.

"Peristiwa Istiwa A‘zam atau Rashdul Kiblat akan terjadi pada Selasa dan Rabu, 15 dan 16 Juli 2025, yang bertepatan dengan 19 dan 20 Muharam 1447 H, pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA. Pada saat itu, matahari berada tepat di atas Kakbah,” kata Arsad, dikutip Sabtu (12/7/2025).

Dia mengajak umat Islam mengecek arah kiblat secara mudah tanpa memerlukan keahlian atau alat bantu khusus pada momen tersebut.

"Di saat Istiwa’ A‘zam, siapa saja, tanpa perlu memiliki keahlian atau perangkat teknologi tertentu, dapat meluruskan arah kiblatnya sendiri,” ujarnya.

Menurutnya, momen ini bersifat konfirmatif. Jika arah kiblat yang selama ini digunakan sudah tepat, maka fenomena ini akan memperkuat ketepatan tersebut. Namun jika masih ada keraguan, ini menjadi waktu yang paling ideal untuk memverifikasi arah kiblat.

Lebih lanjut, Arsad memaparkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengecekan arah kiblat saat Istiwa A‘zam. Pertama, benda yang digunakan sebagai patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus, bisa dengan bantuan lot atau bandul.

Kedua, permukaan tempat pengecekan harus datar dan rata. Ketiga, pengukuran harus disesuaikan dengan waktu resmi, seperti yang dikeluarkan BMKG, RRI, atau Telkom.

Arsad menambahkan, fenomena ini hanya terjadi dua kali dalam setahun dan menjadi sarana edukatif sekaligus spiritual bagi umat Islam untuk menjaga akurasi arah kiblat dalam ibadahnya.

“Ketepatan waktu sangat penting agar bayangan yang dihasilkan benar-benar mengarah sesuai posisi matahari yang sedang berada di atas Kakbah,” jelasnya.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut