Mayoritas Korban Jual Beli Ginjal Kena PHK akibat Pandemi, Yerry Tawalujan: Sindikat Ditindak, Korban Wajib Dibantu
JAKARTA, iNews.id - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Sosial Yerry Tawalujan merespons kasus jual beli ginjal ke Kamboja yang terjadi belakangan ini. Kasus ini sangat disayangkan dan tidak sepatutnya terjadi.
"Kami sangat menyayangkan dan prihatin dengan kasus jual beli ginjal yang terjadi akhir-akhir ini. Tidak seharusnya organ penting tubuh manusia ini diperdagangkan untuk tujuan komersil," ujar Yerry dalam keterangannya, Sabtu (22/7/2023).
Yerry Tawalujan, politisi Partai Perindo yang akan maju sebagai Caleg DPR RI dari Dapil Sulawesi Utara mengatakan pihak kepolisian perlu menindak sindikat penjual ginjal ke Kamboja, tetapi melindungi bahkan menolong pendonor ginjal karena mereka dapat dikategorikan korban.
"Sindikatnya perlu ditindak. Karena mereka ini yang menjadi dalang perdagangan ginjal. Tapi pendonor ginjalnya perlu dilindungi bahkan ditolong, karena mereka korban. Mereka terpaksa melakukan itu karena menjadi korban himpitan ekonomi akibat pandemi Covid-19," jelas Yerry.
Juru bicara nasional Partai Perindo, partai modern yang dikenal peduli UMKM dan mendapat nomor urut enam belas pada pemilu legislatif tahun 2024, mengatakan pemerintah perlu menolong dengan memperkuat jaring pengamanan sosial untuk para korban PHK agar tidak lagi terjadi kasus jual beli ginjal.
Sebelumnya diberitakan, tim gabungan Polda Metro Jaya dan Mabes Polri menangkap 12 orang terkait kasus jual-beli ginjal manusia ke Kamboja. Dari 12 orang tersebut, 9 diantaranya adalah mantan donor ginjal.
Hasil pemeriksaan polisi alasan sebagian donor menjual ginjalnya karena motif ekonomi terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Editor: Faieq Hidayat