Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pemerintah Siap Siaga Antisipasi Cuaca Ekstrem hingga Akhir Tahun
Advertisement . Scroll to see content

Megawati Singgung Big Data Tak Jelas di Acara BMKG

Rabu, 30 Maret 2022 - 15:18:00 WIB
Megawati Singgung Big Data Tak Jelas di Acara BMKG
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tangkapan layar)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyinggung soal big data tidak jelas. Hal itu disampaikan saat menghadiri acara Puncak Peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-72 tahun 2022, yang digelar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rabu (30/3/2022).

Awalnya, Megawati menekankan mengenai pentingnya pencegahan bencana. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan sinergi koneksitas lintas kementerian/lembaga.

Megawati menyarankan agar para pemangku kebijakan ini mendata semua daerah dan ditentukan siapa yang bertanggung jawab atas data tersebut. Setiap daerah disebut memiliki spesifikasinya masing-masing.

“Didata semua daerah, siapa yang melakukan pendataan itu. Nanti ngomong big data, big data tapi nggak jelas,” ujar Megawati.

Menurut Mega, pendataan itu penting, karena pertama, Indonesia masuk dalam daerah cincin api atau ring of fire. Kedua, setiap daerah punya spesifikasi sendiri.

Mega juga meminta dibuat pintu keluar darurat yang memudahkan masyarakat, khususnya di gedung-gedung tinggi seperti Jakarta.

“Saya minta saja, Jepang itu banyak, kayak perosotan gitu, yang ditaruh, tangganya bisa sampai berapa tingkat,” kata Mega.

Menurut Mega, perlu dipikirkan mana hal-hal yang penting dan prioritas. Soal pencegahan ini menurutnya perlu dibahas dengan benar dan dibuat aturan yang benar dan diimplementasikan dengan benar.

“Tolong deh ini dirapatkan benar, terus dibikin aturannya yang benar. Bener itu apa? Dilaksanakan untuk pencegahan,” tuturnya.

Mega juga mempertanyakan empati para kepala daerah terkait pencegahan bencana. Dia mempertanyakan apakah daerah tidak punya anggaran, sistem peringatan dini hingga soal tempat perlindungan aman.

“Bupati kek, gubernur kek, wali kota kek. Mana sih empati kalian? Apa sih susahnya? Masa nggak ada yang namanya biaya? Beli kentongan kek, yang mudah dulu sebelum punya alarm, siaga satu gimana, siaga dua gimana, larinya ke mana tempat larinya, jalan larinya, jangan dikira itu masalah kecil. Detik demi detik harus diperhitungkan. Kalau gunung meletus, daerah mana yang akan meletus,” ucapnya.

Editor: Reza Fajri

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut