Memasuki Ramadan, MUI Imbau Umat Islam Tinggalkan Perbedaan
JAKARTA, iNews.id - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Saadi mendorong agar umat mengedepankan toleransi terutama selama bulan Ramadan. Dia juga meminta umat Islam meninggalkan perbedaan dan egosime dalam kehidupan sosial.
"Mengembangkan sikap toleransi dalam menjalankan agama agar tidak terjebak pada sikap egoisme kelompok yang dapat melahirkan pertentangan dan perselisihan, termasuk perbedaan paham keagamaan," kata Zainut di Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Dia juga mengajak kepada umat Islam agar memasuki bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan keikhlasan serta senantiasa mengharap ridha Allah SWT dalam suasana hati yang sejuk, tenang dan damai. Penting juga, kata dia, menghindari perbuatan sia-sia, pemborosan, dan hal-hal lain yang mendatangkan kemudaratan bagi diri sendiri dan orang lain.
Bulan puasa, kata dia, harus dimaknai sebagai bulan yang penuh rahmat dan kasih sayang. Berpuasa bukan hanya sekadar menahan diri dari makan, minum dan semua hal yang dapat membatalkannya. Namun, puasa juga dapat melatih kepekaan terhadap kesulitan orang lain, melatih empati kita kepada orang yang belum beruntung dan keberpihakan kepada orang yang teraniaya.
"Lebih dari itu puasa dapat membentuk pribadi yang menghargai nilai-nilai kemanusian dan hak asasi manusia. Puasa dapat menjauhkan diri dari perbuatan zalim, aniaya, teror dan bentuk kerusakan lainnya," katanya.
Menurut dia, implementasi nilai-nilai Islam tentang perdamaian, kasih sayang, dan keadilan akan lebih mudah ketika seseorang sedang melaksanakan ibadah puasa. Dengan begitu, kata dia, lewat perbuatan positif saat Ramadan agar nilai-nilai baik tersebut terus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Jadi sesungguhnya tujuan berpuasa itu adalah membentuk seorang muslim yang memiliki kesalehan pribadi dan kesalehan sosial, yang dapat menyeimbangkan hubungan vertikal kepada Allah dan hubungan horizontal dengan manusia," kata dia.
Editor: Azhar Azis