Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sekjen Perindo Ungkap 3 Poin Pembahasan Silaturahmi Sekber Gerakan Kedaulatan Suara Rakyat
Advertisement . Scroll to see content

Menag Sebut Jangan Pilih Pemimpin Bermulut Manis, Partai Perindo: Pernyataan Normatif dan Rasional

Kamis, 05 Oktober 2023 - 15:15:00 WIB
Menag Sebut Jangan Pilih Pemimpin Bermulut Manis, Partai Perindo: Pernyataan Normatif dan Rasional
Ketua DPP Partai Perindo Bidang Keagamaan, Abdul Khaliq Ahmad. (Foto: Perindo)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Keagamaan Abdul Khaliq Ahmad menilai pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas untuk tidak memilih pemimpin yang hanya ganteng dan bermulut manis serta menjadikan agama sebagai kepentingan politik, adalah sesuatu yang baik. 

Komentar Menag tersebut merupakan peringatan yang bersifat normatif.

"Pernyataan Menag tersebut adalah peringatan yang sangat normatif. Artinya sesuatu yang baik untuk dicerna dan dipahami masyarakat dan ajakan ini adalah ajakan yang sangat rasional," kata Abdul kepada wartawan, Kamis (5/10/2023).

Abdul Khaliq Ahmad --yang merupakan bacaleg DPR RI dari Partai Perindo Dapil Jawa Barat II (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat) itu-- mengungkapkan memilih pemimpin itu tidak bisa didasarkan pada kondisi fisik saja. 

Tetapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana calon pemimpin itu harus memiliki integritas, kapasitas, dan kapabilitas sebagai pemimpin bangsa yang akan datang.

Selain itu, memilih pemimpin hanya karena kesamaan agama,  suku, dan kepemimpinan, itu hanya akan melahirkan politik yang didasarkan pada primordialisme yang akan membahayakan bagi kepemimpinan ke depan.

"Apalagi, menjadikan agama sebagai sesuatu yang menjadi alat kepentingan politiknya. Kalau agama dijadikan sebagai alat kepentingan politik maka agama akan terdegradasi nilai-nilai sakralnnya," jelasnya.

Dengan demikian, Abdul Khaliq mengingatkan kepada masyarakat agar lebih dewasa menyikapi pernyataan Menag tersebut. Sebab, Indonesia merupakan negara demokrasi yang bebas memberikan pendapat apapun.

"Jadi saya kira perlu diapresiasi, dalam kaitan dengan pendewasaan demokrasi. Karena demokrasi memerlukan suatu sikap yang objektif dan agama dan demokrasi punya nilai yang kompatibel," pungkasnya.

Sebelumnya ketika memberikan sambutan saat menghadiri acara doa bersama Majelis Nichiren Shoshu Buddha di Solo, Jawa Tengah.

Menag Yaqut mengingatkan agar masyarakat melihat rekam jejak capres pada Pilpres 2024.

Menag Yaqut mengingatkan agar tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai kepentingan politik.

"Harus lihat rekam jejaknya. Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih. Jangan asal begitu,” ujar Menag Yaqut.

Editor: Faieq Hidayat

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut