Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo soal Bangun Jalur Kereta Trans Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi: Biaya Logistik Akan Turun
Advertisement . Scroll to see content

Menengok Kehidupan Masyarakat di Bantaran Sungai Martapura: Pertahankan Nilai Tradisional di Tengah Arus Modernisasi

Rabu, 01 Juni 2022 - 18:50:00 WIB
Menengok Kehidupan Masyarakat di Bantaran Sungai Martapura: Pertahankan Nilai Tradisional di Tengah Arus Modernisasi
Aksi Program Aksi Cepat Tanggap di Kalsel
Advertisement . Scroll to see content

MARTAPURA, iNews.idKalimantan Selatan (Kalsel) dikenal dengan banyaknya aliran sungai. Keberadaannya pun dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai pusat aktivitas sehari-hari dan terbentuklah permukiman di bantaran sungai di Kalsel.

Salah satunya di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Desa ini dikenal dunia dengan keberadaan pasar terapung yang menjadi ikon pariwisata Kalsel. Baik pedagang maupun pembeli, melakukan transaksi jual beli dengan menggunakan perahu.

Staf Program Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalsel Ratih Ayu mengatakan masyarakat di sekitar Sungai Martapura di Desa Lok Baintan, juga masih sangat tradisional. Kendati di tengah gencarnya arus modernisasi, masyarakat di desa ini masih mempertahankan nilai-nilai warisan mereka, termasuk dalam mata pencaharian.

“Misalnya warga yang bekerja sebagai nelayan. Hasil tangkapan ikan sungai langsung dijual ke pembeli yang berkunjung ke Pasar Terapung Lok Baintan,” kata Ratih di Banjarmasin.

Sayangnya, sebagian besar masyarakat yang bermukim di bantaran sungai berasal dari kalangan menengah ke bawah. Karena masih menganut nilai-nilai tradisional inilah, masyarakat Desa Lok Baintan sangat asing dengan hal-hal baru, termasuk menu berbuka puasa atau menu iftar yang dibagikan kepada masyarakat, yang menjadi kegiatan rutin selama bulan Suci Ramadan setiap tahunnya.

Hal inilah yang diungkapkan Pimpinan Konseling Qur’ani Banjarmasin, Desi Ikewatie. Diakui Desi, masyarakat di bantaran Sungai Martapura masih banyak yang belum tersentuh dengan adanya distribusi menu iftar.

“Karena masyarakat setempat sepertinya masih asing dengan adanya menu iftar untuk mereka,” tutur Desi.

Kendati demikian, ACT Kalsel bersama Konseling Qur’ani Banjarmasin mencoba melakukan terobosan yang unik. 
Berangkat dari kearifan lokal Kalsel yang masyarakatnya menggantungkan hidupnya dengan keberadaan sungai, digagas lah program Kelorok Ramadan 1443 H.

Dalam program Kelotok Ramadan, ACT Kalsel mendistribusikan menu iftar untuk masyarakat desa ini, terutama yang bermukim di bantaran Sungai Martapura, Desa Lok Baintan.

“Semoga bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Banjarmasin maupun Kalsel pada umumnya. Karena saya akui, saat ini baru ACT Kalsel saja yang bisa menjangkaunya pada momentum awal Ramadhan 1443 H,” ucap Desi.

Di kesempatan yang sama, warga Desa Lok Baintan, Arifin mengaku senang mendapatkan menu iftar yang dibagikan langsung kepada masyarakat setempat.

“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berjalan setiap tahunnya” ujar Arifin.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut