Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Apa Benar Alat Tes TBC INDIGEN dari PCR Covid-19? Ini Faktanya!
Advertisement . Scroll to see content

Menkes Sebut Kenaikan Kasus Covid-19 Indonesia Mirip India: Tidak Cepat tapi Naik Terus

Senin, 18 Juli 2022 - 15:50:00 WIB
Menkes Sebut Kenaikan Kasus Covid-19 Indonesia Mirip India: Tidak Cepat tapi Naik Terus
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mirip dengan India. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia hari ini, Senin (18/7/2022). Budi menyebut kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia kali ini mirip dengan yang terjadi di India.

Meski demikian, Menkes mengingatkan semua elemen bergerak supaya tidak terjadi kenaikan kasus Covid-19 secara cepat seperti yang terjadi di beberapa negara.

"Indonesia mirip dengan India di mana kenaikannya tidak cepat tapi perlahan naik terus dan kita belum melihat puncaknya mencapai dengan cepat seperti yang terjadi di negara negara lain," ujar Budi di Kantor Presiden, Jakarta, usai rapat terbatas evaluasi PPKM.

Di samping itu, Menkes juga mengingatkan penularan atau transmisi Covid-19 di Jakarta sudah termasuk tinggi atau masuk level 3. Sementara transmisi di Indonesia secara keseluruhan masih di level 1.

“Secara keseluruhan Indonesia tingkat transmisi kita untuk standar WHO (Badan Kesehatan Dunia) masih ada di level 1, tapi beberapa provinsi seperti DKI Jakarta udah ada di level 3,” kata dia.

Provinsi lainnya yang mencatatkan tingkat transmisi Covid-19 di atas 1 yaitu Banten di level 2. Tingkat transmisi komunitas atau community transmission merupakan level penularan Covid-19 yang terjadi dalam suatu lingkungan tertentu dan sudah menyebar ke masyarakat.

Menurut Budi, meskipun tingkat transmisi di Jakarta cukup tinggi, hospitalisasi pasien Covid-19 dan kefatalan masih sangat rendah di bawah standar WHO.

“Dan perlu kami sampaikan secara persentase, yang meninggal paling tinggi adalah orang yang belum divaksin atau yang divaksin baru satu kali, sedangkan yang sudah vaksin dua kali jauh menurun persentase fatalitasnya,” ujarnya.

Lalu dia juga menjelaskan tingkat kefatalan atau kematian dari pasien terpapar Covid-19 yang sudah mendapat vaksin penguat juga rendah. Karena itu, dalam rapat terbatas, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi penguat ke masyarakat.

“Presiden beri arahan agar vaksinasi booster (penguat) itu dipercepat. Beberapa kegiatan masyarakat akan kita minta diwajibkan vaksinasi booster dengan tujuan melindungi masyarakat. Kalau terkena jangan sampai masuk rumah sakit dan jangan sampai wafat,” kata dia.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut