Menkeu Purbaya Yudhi Ungkap Strategi Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto menargetkan kinerja 100 hari pertama dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen.
Target tersebut disampaikan Prabowo setelah Purbaya dilantik menjadi Menteri Keuangan. Meski mengakui target tersebut berat, Purbaya menyatakan optimistis dapat mencapai angka tersebut.
"Tiga bulan 100 hari itu ya? Wah dia (Prabowo) kasih angka tinggi banget, gede juga saya bilang betapa kita leverage. Dia bilang jangan lama-lama, cepat. Ya kita cobalah," kata Purbaya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Purbaya menambahkan, sebagai seorang ekonom, target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun ini mungkin sulit dicapai. Namun, Purbaya menilai angka tersebut rasional untuk dicapai dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Adapun, strategi yang akan dilakukan adalah mengembalikan arah ekonomi yang melambat menjadi lebih cepat dengan menghidupkan sektor swasta dan pemerintah secara bersamaan.
Purbaya menyatakan dirinya tidak khawatir dengan tantangan yang ada, sebab dia telah memiliki pengalaman panjang di bidang ekonomi. Dia telah berkecimpung selama 25 tahun sebagai ekonom, termasuk 15 tahun di pasar keuangan.
Dia juga pernah menjabat sebagai Komite Ekonomi Nasional selama lima tahun dan membantu Presiden Jokowi mengatasi krisis Covid-19 pada 2020.
"Kalau Anda tanya pengalaman saya, saya cukup tahu, saya amat tahu, dan jangan khawatir," tuturnya.
Purbaya melihat masa depan ekonomi Indonesia sangat cerah, terutama dengan besarnya permintaan domestik. Dia menyebut bahwa pertumbuhan 8 persen bukanlah hal yang mustahil jika dirancang dengan baik.
Mantan Ketua DK LPS ini membandingkan dengan Jepang, Korea, dan China yang pernah mengalami pertumbuhan dua digit dalam waktu yang lama.
Purbaya menjelaskan, selama 20 tahun terakhir, mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak seimbang. Pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sektor swasta tumbuh pesat, sementara pada masa Presiden Jokowi, pemerintah gencar membangun infrastruktur, namun pertumbuhan kredit sektor swasta cenderung stagnan di angka 7 persen.
"Ke depan kita akan hidupkan dua-duanya, jadi dengan itu 6-7 persen tidak terlalu susah. Dua-duanya itu swasta dan pemerintah," kata Purbaya.
Terkait upaya peningkatan pendapatan negara, Purbaya menegaskan tidak ada rencana untuk menerapkan pajak baru.
Dia meyakini, dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, penerimaan pajak akan meningkat secara otomatis, bahkan dengan sistem yang sudah ada.
"Menurut saya pribadi selama ini enggak usah, yang penting dengan sistem yang ada pun kalau pertumbuhannya bagus, Anda misal anggap tax ratio tax GDP-nya konstan, income kenceng juga kan," tuturnya.
Editor: Aditya Pratama