Menlu Sugiono Tanggung Biaya Pendidikan Anak Staf KBRI Lima Zetro Purba

JAKARTA, iNews.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono akan menanggung biaya pendidikan anak-anak Zetro Leonardo Purba. Zetro merupakan staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru, yang tewas ditembak orang tak dikenal. 

Diketahui, jenazah almarhum Zetro Purba telah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 9 September 2025 kemarin.

Baca Juga

Tekor Rp352 Miliar, 26 Miliarder Gagal Cegah Zohran Mamdani Jadi Wali Kota Muslim Pertama New York City

“Selamat jalan Zetro saudara kami. Kami akan meneruskan apa yang menjadi perjuanganmu. Keluarga akan kami urus, akan kami rawat dengan sebaik-baiknya,” kata Sugiono dalam keterangannya, dikutip Rabu (10/9/2025).

Baca Juga

Jenazah Zetro Staf KBRI di Peru Tiba di Indonesia, Isak Tangis Keluarga Pecah

Sugiono juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga. Dia menegaskan bahwa Kementerian Luar Negeri kehilangan sosok Zetro.

Menlu berkomitmen akan mengawal penyelesaian kasus ini hingga tuntas.

“Kami juga menyampaikan komitmen kami untuk bisa menyelesaikan urusan ini dengan sejelas-jelasnya dan seterang-terangnya,” ujarnya.

Sementara itu, pihak keluarga Zetro menyambut baik komitmen Menlu tersebut. Tiopan Purba, perwakilan keluarga, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih.

“Kami sangat berbangga karena Pak Menlu sudah menyatakan statement untuk memberikan tanggung jawab sekolahnya anak-anak ini sampai setinggi-tingginya. Kami berharap mudah-mudahan ini betul-betul Bapak wujud nyatakan,” ujar Tiopan.

Tiopan juga berterima kasih atas perhatian pemerintah yang memfasilitasi pemulangan jenazah Zetro ke Tanah Air serta berharap pemerintah Indonesia terus mengawal proses hukum yang tengah dilakukan otoritas Peru.

Diketahui, Zetro ditembak tiga kali oleh orang tak dikenal di depan kediamannya di ibu kota Peru, Lima, pada Senin (1/9/2025) malam. Saat itu, ia baru pulang bersepeda bersama istrinya.

Zetro sempat dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis, tetapi nyawanya tidak tertolong.

Polisi Peru menyebut insiden tersebut sebagai aksi “pembunuhan kontrak” karena tidak ada barang berharga korban yang hilang. Rekaman CCTV menunjukkan dua pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motor.

Editor: Reza Fajri