Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mensos: Tak Boleh Ada Siswa Titipan di Sekolah Rakyat, Hanya untuk Keluarga Istimewa
Advertisement . Scroll to see content

Mensos Risma Bertemu 18 Korban TPPO: Mereka Punya Usaha tapi Dibuat Terlilit Utang oleh Pelaku

Jumat, 14 Juli 2023 - 08:08:00 WIB
Mensos Risma Bertemu 18 Korban TPPO: Mereka Punya Usaha tapi Dibuat Terlilit Utang oleh Pelaku
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini bertemu dengan 18 orang korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta, Kamis (13/7/2023). (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini bertemu dengan 18 orang korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta, Kamis (13/7/2023). Mereka diminta untuk tidak gampang terbujuk rayu. 

Risma menceritakan dengan iming-iming gaji tinggi, mereka dijanjikan bekerja di luar negeri namun tanpa dokumen resmi. Padahal, mereka sejatinya cukup memiliki kemandirian ekonomi karena memiliki usaha seperti perbengkelan, pertanian, peternakan, perikanan, barber shop, dan warung kelontong. 

Namun bujukan pelaku telah memaksa korban untuk mendepositkan uang kepada pelaku dengan cara berutang ke berbagai pihak. Akibatnya, selain termakan janji, mereka juga telah banyak terlilit utang.

“Jangan mudah terbujuk rayu. Padahal kan mereka sudah memiliki usaha. Hanya saja sepertinya mereka kurang memiliki pengetahuan dalam pengelolaan usaha termasuk pengelolaan keuangan. Sehingga ketika terjadi penurunan usaha mereka tidak siap dan mudah putus asa,” kata Mensos dikutip Jumat (14/7/2023).

Mensos menyatakan akan membantu mereka membangun usaha kembali secara realistis. Kemensos akan melakukan pendampingan. 

“Sehingga nantinya mereka siap menghadapi tantangan dalam usaha dan bisa  mandiri secara ekonomi,” ujar dia.

Dari 18 korban korban yang ditemukan di Kulonprogo tersebut, hasil asesmen BBPPKS Yogyakarta mendapati beberapa orang mengalami gangguan psikologis seperti depresi berat, kecemasan serta putus asa karena mereka sebelumnya sudah lebih dari 4 bulan terkatung-katung dan berpindah-pindah tempat dibawa oleh pelaku untuk dijanjikan bekerja ke luar negeri.

Sebelumnya para korban ini sempat ditempatkan di Rusunawa Giri Peni Kulon Progo milik Dinas Pekerjaan Umum dari tanggal 15 Juni-3Juli 2023. Selama di BBPPKS Yogyakarta mulai tanggal 3 Juli 2023, mereka telah diberikan penguatan psikologis dan bimbingan serta motivasi untuk dapat kembali kepada keluarga dan beraktivitas secara normal. 

Kegiatan yang dilakukan ialah olahraga bimbingan dan konseling, terapi musik, layanan kesehatan, permakanan. Selain itu mereka diberikan pelatihan vokasi yang juga dimaksudkan untuk sarana relaksasi mereka berupa pembuatan kendang gecko serta tas anyaman dari plastik. 

Selama pembuatan itu, mereka mendapatkan imbalan. Beberapa korban mengatakan pelatihan vokasional bisa menjadi usaha mereka nanti setelah kembali ke keluarga.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut