Mentan Ungkap Biang Kerok Kenaikan Harga Beras saat Stok Melimpah
JAKARTA, iNews.id - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menduga kenaikan harga beras tidak lepas dari ulah para mafia. Pernyataan tersebut muncul setelah adanya kejanggalan pasokan beras di Pasar Induk Cipinang yang mengalami kelangkaan.
Amran menuturkan, arus masuk dan keluar beras di Pasar Induk Cipinang sebenarnya cenderung stabil dan berimbang dengan rata-rata sirkulasi masuk-keluar beras sebesar 2.000-3.000 ton per hari. Dia menegaskan, jika telah terjadi sabotase terhadap upaya pemerintah menjaga ketahanan pangan nasional.
”Kemarin begitu mengatakan (harga beras) naik, aku cek. Sekarang tidak ada lagi alasan. Dulu ada alasannya, kalau stok Bulog kurang, impor. Apa mau minta impor dengan kondisi kita stok 4 juta ton? Dikeluarkan SPHP, apa jawabannya tadi? Untuk di blending, untuk dicampur dengan beras lokal, baru dijual mahal,” katanya dalam konferensi pers di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (3/6/2025).
”Sekarang pertanyaan saya, kenapa dikatakan hari ini stok di Cipinang kurang dan harga naik? Aku buka datanya, ternyata ada anomali. Ini harus diluruskan. Jangan seenaknya kita menyampaikan. Ini bisa sebagai sabotase pemerintah. Sabotase data karena ada kepentingan pribadi,” tuturnya.
Amran menambahkan, kelangkaan stok yang membuat harga beras melonjak sangat tidak masuk akal, mengingat stok cadangan beras pemerintah (CBP) dalam jumlah yang melimpah. Dia juga menyoroti ada ketidakwajaran di balik keluarnya 11.410 ton beras dalam satu hari yaitu pada 28 Mei 2025.
“Masuk akal gak? Ini 11.000 keluar satu hari. Satgas pangan sudah turun, alasannya katanya salah hitung, koreksi, macam-macam alasannya,” ujarnya.
Lebih jauh, Amran meminta agar Satuan Tugas Pangan dari Mabes Polri untuk menyelidiki langsung dan mengecek kebenaran dari data tersebut.
Dia juga menyampaikan jangan sampai ada pihak yang mengambil keuntungan dan mencederai upaya keras dalam peningkatan produksi pangan dalam negeri.
”Ada middle man yang mempermainkan. Inilah terkadang kita sebut mafia. Jangan mempermainkan, kita setengah mati ini berproduksi. Kita setengah mati bantu petani,” katanya.
Editor: Aditya Pratama