Menyiapkan Generasi Emas Indonesia, Mengokohkan Fondasi Industri Pertambangan
JAKARTA, iNews.id - Mempersiapkan Generasi Emas 2045 tidak cukup hanya dengan menguasai akademik dan literasi digital. Indonesia membutuhkan anak-anak muda, generasi masa depan, yang melek sumber daya alam, memahami mineral kritis, serta memiliki kesadaran tinggi terhadap pentingnya keberlanjutan lingkungan.
Literasi mineral serta pemahaman lingkungan menjadi fondasi penting untuk memastikan Indonesia mampu mengelola kekayaan alamnya secara bijak dan mandiri. Apalagi, saat ini kita berada di era ketika transisi energi berlangsung cepat dan permintaan global terhadap mineral strategis meningkat. Pendidikan mineral, lingkungan, dan teknologi tambang bersih menjadi bagian penting dalam membekali anak muda menghadapi masa depan.
Kebutuhan akan literasi mineral ini juga telah ditekankan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Dalam Sidang Kabinet Paripurna yang membahas capaian setahun Pemerintahan Kabinet Merah Putih di Istana Negara pada 20 Oktober 2025 lalu, Presiden menyoroti pentingnya mencetak lebih banyak ilmuwan di bidang mineral kritis, terutama terkait logam tanah jarang (LTJ).
Presiden menegaskan Indonesia memiliki sumber daya LTJ melimpah yang selama ini belum dikembangkan optimal. Padahal, “harta karun” ini tengah diincar banyak negara dan menjadi penentu masa depan teknologi dunia. Karena itu, Presiden menekankan Indonesia harus memiliki ahli mineral kritis agar tidak mudah dibohongi bangsa lain dalam urusan pengelolaan dan perdagangan mineral strategis.
Sebagai langkah konkret, Presiden saat itu juga mengumumkan rencana pembangunan 10 Sekolah Menengah Atas Unggulan bernama Sekolah Garuda. Sekolah ini diharapkan bisa menampung pelajar-pelajar terpintar agar Indonesia dapat unggul dalam bidang sains, riset teknologi, dan pengelolaan mineral masa depan. Upaya ini menjadi sinyal kuat, pembangunan kapasitas manusia di bidang sains mineral menjadi agenda strategis nasional.
Pendidikan Mineral dalam Menyambut Era Energi Baru
Transisi dunia menuju energi bersih membuat kebutuhan mineral kritis meningkat tajam. Karena itu, generasi muda harus memahami bagaimana mineral seperti nikel, tembaga, dan LTJ menjadi komponen penting dalam industri baterai, kendaraan listrik, dan sistem energi terbarukan. Literasi mineral diperlukan agar mereka mampu melihat hubungan antara sains, industri, dan teknologi modern.
Pemahaman ini juga membuka peluang karier strategis, mulai dari geologi, teknologi tambang bersih, rekayasa material, hingga riset LTJ yang kini menjadi primadona global. Dengan pendidikan yang tepat, Indonesia dapat melahirkan ilmuwan yang diharapkan Presiden Prabowo. Ilmuwan yang cerdas, mandiri, dan mampu mengolah potensi mineral negara tanpa ketergantungan pada pihak asing.