Mobilitas Sosial: Pengertian, Faktor, Bentuk dan Dampaknya
JAKARTA, iNews.id - Mobilitas sosial selalu terjadi di tengah masyarakat dan menjadi salah satu materi di bangku sekolah. Agar semakin paham, berikut pengertian, faktor pengaruh dan dampaknya untuk dipelajari.
Banyak orang yang meyakini bahwa dengan meningkatkan mobilitas sosial akan membuat orang menjadi lebih sejahtera. Lantas, apa itu sebenarnya mobilitas sosial? Simak penjelasannya berikut ini.
Berdasarkan buku "Siap Menghadapi Ujian Nasional SMA/MA 2009 (Sosiologi)" terbitan Grasindo, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya, atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
Pada kenyataannya, kehidupan masyarakat tidaklah sama. Ada yang berkecukupan, ada yang mempunyai kedudukan rendah. Perbedaan tersebut mendorong manusia untuk meningkatkan taraf hidupnya agar dapat naik ke strata yang lebih tinggi, terutama bagi mereka yang berada di strata bawah.
Mereka yakin bahwa jika tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda, mereka tetap dapat merasa mempunyai hal yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Jika mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkungkung dalam status nenek moyang mereka dan hidup dalam kelas sosial tertutup.
Mobilitas sosial dapat terjadi karena beberapa faktor, yakni
meliputi faktor struktural, faktor individu, status sosial, keadaan ekonomi, faktor demografi, situasi politik, dan motif-motif keagamaan.
Faktor struktural meliputi struktur pekerjaan, perbedaan fertilitas, dan sistem ekonomi ganda yang diterapkan pada suatu negara.
Faktor terjadinya mobilitas sosial berikutnya adalah faktor individu. Faktor individu meliputi kemampuan, orientasi sikap terhadap mobilitas sosial, dan kemujuran.
Faktor terjadinya mobilitas sosial berikutnya adalah status sosial. Dalam masyarakat yang memiliki struktur sosial luwes, individu dapat membangun kedudukan sendiri di lapisan yang lebih tinggi.
Masyarakat yang tinggal di daerah minus biasanya lebih terdorong untuk memperbaiki kehidupan dan kedudukannya.
Kepadatan penduduk dan kemiskinan akan mendorong masyarakat untuk melakukan mobilitas geografik.
Biasanya situasi politik yang tidak menentu justru mendorong masyarakat melakukan mobilitas geografik juga.
Motif-motif keagamaan dapat menyebabkan seseorang melakukan mobilitas geografik maupun mobilitas sosial vertikal.
Adapun bentuk-bentuk mobilitas sosial terbagi lagi berdasarkan arah perubahannya dan berdasarkan pelakunya.
Berdasarkan Arah Perubahannya
Mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal terbagi lagi menjadi dua bentuk, yaitu vertikal naik dan vertikal turun.
Bentuk mobilitas vertikal naik ada dua, yang pertama adalah naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi ketika status itu tersedia. Kedua, terbentuknya suatu kelompok baru yang baru yang lebih tinggi daripada lapisan sosial yang sudah ada.
Kemudian, bentuk vertikal turun juga mempunyai dua bentuk, yang pertama, turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan yang lebih rendah. Kedua, tidak dihargai lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial atas.
Mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam suatu lapisan. Ciri utama mobilitas horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan Pelakunya
Berdasarkan pelakunya, terdapat mobilitas antargenerasi yang terbagi lagi menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan mobilitas intragenerasi. Mobilitas antargenerasi adalah perpindahan antara dua generasi atau lebih. Mobilitas antargenerasi dibedakan lagi menjadi dua.
Pertama adalah mobilitas intergenerasi, yakni perpindahan status sosial yang terjadi antara beberapa generasi. Kedua adalah mobilitas intragenerasi, yakni perpindahan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
Dampak Mobilitas Sosial
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi positif dna negatif dari adanya mobilitas sosial, diantaranya sebagai berikut.
Dampak Positif
-Mendorong seseorang untuk lebih maju
-Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.
Dampak Negatif
Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Konflik antarkelas
2. Konflik antarkelompok sosial, yang dapat berupa konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern. Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial terhadap kelompok sosial lain yang memiliki wewenang.
3. Konflik antargenerasi, yakni berkurangnya solidaritas kelompok.
Itu tadi penjelasan tentang mobilitas sosial lengkap dengan faktor, bentuk, dan dampaknya juga. Semoga informasi tadi bisa membantu!
Editor: Puti Aini Yasmin