Momen Jemaah Haji Bawa Barang Melebihi Aturan, Bingung Pilih Koper Pulang ke Indonesia

JEDDAH, iNews.id - Sebagian jemaah haji Indonesia sudah selesai melaksanakan ibadahnya di Tanah Suci dan melanjutkan perjalanan pulang, Senin (4/7/2023). Salah satu yang diingatkan kepada jemaah yakni aturan bagasi pesawat.

Sejak awal sudah diumumkan Garuda Indonesia dan Saudia Airlines hanya akan mengangkut barang bawaan jemaah haji berupa tas paspor, koper kabin, dan koper bagasi sesuai standar yang diberikan dan berlogo maskapai.

Baca Juga

Siapa yang Mendanai Pembangunan Pemukiman Yahudi di Tepi Barat?

Jemaah haji Indonesia berhak membawa koper kabin dengan berat maksimal 7 kg, koper bagasi dengan berat maksimal 32 kg, dan tas paspo.

Namun, masih ada jemaah haji yang melanggar aturan. Salah satunya, Faizah (50) yang masih bingung memutuskan apa yang harus dibawa dan ditinggalkan. 

Baca Juga

Jemaah Haji Asal Mentok Babel Meninggal Dunia di Rumah Sakit King Faisal Arab Saudi

Selain satu koper bagasi dan tas ransel, Faizah juga membawa tas jinjing dan dua kantong plastik yang semuanya berisi barang. Dia mulai terlihat kesulitan dalam memilih.

Setelah yakin dia sudah menyelesaikan dengan membuang kantong plastik, jemaah yang berasal dari Embarkasi Jakarta Pondok Gede itu ternyata masih menyisakan satu tas ransel yang penuh dan tas jinjing bertuliskan Makkah. 

Baca Juga

5 Jemaah Haji Asal Kalbar Meninggal di Tanah Suci, Berusia di Atas 70 Tahun

"Hanya satu koper dan satu tas paspor saja, Bu," kata petugas dari maskapai.

Berbeda dengan Faizah, jemaah lain ada yang memilih untuk berargumen dengan petugas maskapai. 

Dia merasa tidak mendapatkan informasi mengenai batasan kapasitas barang yang boleh dibawa. 

"Seharusnya diumumkan, Pak. Kalau begini, semua jadi sia-sia," katanya dengan nada yang sedikit meninggi.

Petugas mengatakan informasi mengenai batasan barang yang boleh dibawa sudah disampaikan kepada ketua rombongan, ketua kloter, dan juga melalui media.

"Barang yang melanggar aturan akan disita dan menjadi barang yang tidak berguna," kata Kadaker Bandara Haryanto.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq