Muhammadiyah Sambut Baik Program Kado Presiden untuk Guru
JAKARTA, iNews.id - Muhammadiyah menyampaikan penghargaan tinggi terhadap program “Kado HUT RI dari Presiden untuk Guru” yang secara resmi diluncurkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, di Jakarta, Rabu (6/8). Program ini dipandang sebagai wujud nyata komitmen pemerintah dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan para guru.
Pernyataan apresiasi disampaikan oleh Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Didik Suhardi. “Komitmen pemerintah dalam rangka meningkatkan kompetensi guru dan kesejahteraan guru sangat luar biasa dan signifikan. Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal memberi apresiasi setinggi-tingginya,” kata Didik Suhardi di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Tiga bentuk program yang diluncurkan dalam "Kado Presiden untuk Guru" mencakup: insentif bagi guru Non-Aparatur Sipil Negara (Non-ASN), Bantuan Subsidi Upah (BSU) untuk guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nonformal, serta dukungan afirmasi bagi guru yang sedang menempuh pendidikan S-1 atau D-4.
Didik menjelaskan bahwa pemberian insentif bagi guru non-ASN mencerminkan perhatian pemerintah terhadap lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, yang dianggap sebagai mitra strategis dalam dunia pendidikan.
“Pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat juga mendapatkan tempat yang sesuai yaitu sebagai partner. Walaupun di beberapa daerah masih terjadi kebijakan yang kurang pas,” ungkapnya.
Dalam sambutannya saat peluncuran program, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang menjadi prioritas Presiden Republik Indonesia. Ia mengatakan, guru adalah ujung tombak pendidikan, sehingga negara harus hadir untuk mendukung mereka.
Menurut Mendikdasmen Abdul Mu’ti, “Kado Presiden” ini merupakan bentuk nyata kehadiran negara dalam meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru.
“Program-program tersebut merupakan terobosan pemerintah sekaligus kado Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk para guru. Dengan kado ini, para guru sebagai garda terdepan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan kompetensi, guna meningkatkan kualitas pembelajaran untuk kemajuan pendidikan dan pembentukan karakter bangsa,” ujar Abdul Mu’ti.
Pada tahun ini, sebanyak 12.500 guru akan menerima bantuan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S-1 atau D-4 melalui program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) di 112 perguruan tinggi, dengan alokasi dana mencapai Rp37,5 miliar.
Untuk mendukung kesejahteraan, pemerintah juga menyalurkan insentif kepada 341.248 guru non-ASN sebesar Rp300.000 per bulan. Di tahap pertama 2025, insentif tersebut diberikan untuk tujuh bulan sekaligus senilai Rp2,1 juta per guru dan ditransfer langsung ke rekening masing-masing. Hingga saat ini, lebih dari 85% dana tersebut telah berhasil disalurkan.
Selain itu, BSU juga diberikan kepada 253.407 guru PAUD nonformal, masing-masing sebesar Rp300.000 untuk dua bulan, dengan total anggaran sebesar Rp125 miliar yang juga telah ditransfer langsung ke rekening penerima.
“Pak Menteri sangat memahami bahwa guru merupakan faktor utama dalam rangka meningkatkan kualitas dan sumberdaya Indonesia. Semoga ini menjadi langkah signifikan dalam mempersiapkan sumberdaya manusia dalam rangka mempersiapkan Indonesia Emas 2045,” tutup Didik.
Editor: Komaruddin Bagja