Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Heboh Jasa Nikah Siri Dijual Online, MUI Tegas: Hak Anak dan Istri Bisa Hilang!
Advertisement . Scroll to see content

MUI Sebut Cara Bangunkan Sahur Keliling Sudah Tak Tepat: Ada Teknologi Canggih Alarm

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:29:00 WIB
MUI Sebut Cara Bangunkan Sahur Keliling Sudah Tak Tepat: Ada Teknologi Canggih Alarm
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan kegiatan membangunkan sahur keliling harus ditertibkan. (Foto: Humas Kemenag).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut membangunkan orang tidur untuk sahur dengan cara berkeliling sudah tidak tepat. Sebab sudah ada teknologi alat pengingat waktu atau alarm

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan kegiatan membangunkan sahur keliling harus ditertibkan. 

"Menurut saya membangunkan sahur dengan cara seperti itu sudah tidak tepat lagi, dan sudah saatnya ditertibkan. Sekarang hampir setiap orang sudah punya alat pengingat waktu atau alarm untuk membangunkan orang tidur. Apakah alarm itu dari jam atau pun HP," kata Zainut dalam keterangannya, Kamis (28/3/2024).

Menurutnya, cara berkeliling masih tepat jika dilakukan pada zaman dulu. Sebab dulu masyarakat belum mengenal alat canggih.

"Tapi untuk zaman sekarang sebaiknya cara-cara seperti itu sudah harus ditinggalkan," katanya.

Dia menjelaskan, maksud membangunkan orang sahur merupakan tujuan yang baik tapi harus menggunakan dengan cara yang baik pula. Terutama tidak boleh dengan cara yang mengganggu ketertiban dan ketenangan masyarakat. 

"Kita hidup di tengah masyarakat yang majemuk, baik suku, adat, budaya dan agama. Untuk itu kita harus mengembangkan sikap toleransi, tepo seliro, arif dan bijaksana dalam hidup bersama. Kita harus berlaku adil kepada orang lain," katanya.

Selain itu, dia menyebut tidak semua orang memiliki kewajiban berpuasa. Lantas dia mencontohkan ada yang tidak berpuasa karena berbeda agama, ada yang sedang sakit, ada bayi, anak-anak atau ada orang yang perlu istirahat karena seharian bekerja dan masih banyak yang orang memiliki kebutuhan lain sehingga membutuhkan suasana yang tenang untuk istirahat pada malam hari.

"Tidak boleh atas nama tradisi tapi dalam praktiknya dapat menimbulkan perselisihan di masyarakat bahkan mengganggu ketenteraman dan ketertiban masyarakat. Agama melarang setiap hal yang dapat menimbulkan mudharat, menderitakan dan merugikan orang lain," katanya.

Diketahui, viral di media sosial warga cekcok dengan sekelompok remaja di Sawangan, Depok. Warga diduga terganggu dengan kegiatan membangunkan sahur oleh para remaja tersebut.

Kapolsek Bojongsari, Kompol Yefta Ruben H Aruan, mengimbau kepada seluruh warga untuk saling menghargai dan menghormati tradisi dan kebiasaan masing-masing selama bulan Ramadhan.

"Mari kita jaga kondusifitas dan kerukunan antarwarga selama bulan Ramadhan ini. Saling menghormati tradisi dan kebiasaan masing-masing agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat memicu keributan," ujar Yefta, Selasa (26/3/2024).

Editor: Faieq Hidayat

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut