Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : DPR Minta Mensos Tak Persulit Izin Donasi Korban Bencana: Selamatkan Nyawa yang Utama
Advertisement . Scroll to see content

Nabil Haroen: Tunda Kedatangan TKA China di Sultra, Fokus Penanganan Covid-19

Jumat, 01 Mei 2020 - 16:10:00 WIB
Nabil Haroen: Tunda Kedatangan TKA China di Sultra, Fokus Penanganan Covid-19
Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Muchamad Nabil Haroen. (Foto: dok.pri).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Rencana kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China di Sulawesi Tenggara kembali menuai kontroversi. Para pekerja itu mestinya jangan sampai masuk Indonesia sekarang ini demi menghindari potensi konflik sosial dan penyebaran virus corona atau Covid-19.

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Muchamad Nabil Haroen mengatakan, rencana kedatangan 500 TKA dari China seharusnya ditunda. Adapun mereka yang sudah sampai Sultra selayaknya dikarantina dan dipulangkan kembali, demi alasan kesehatan dan keamanan.

“Informasi yang saya terima, ratusan TKA itu akan ditempatkan di perusahaan pemurnian nikel (smelter) di Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Kebijakan ini seharusnya bisa ditangguhkan, mengingat situasi dan kondisi di tengah pandemi Covid-19,” kata Nabil, Jumat (1/5/2020).

Nabil mendesak Pemerintah Indonesia melalui Kementerian tenaga kerja dan instansi terkait segera menyelidiki kasus ini komprehensif, apakah ada unsur kesengajaan atau mekanisme lain sehingga mereka bisa masuk.

Menurutnya, kedatangan para TKA China menjadi aneh ketika pemerintah menerapkan kebijakan menutup bandara-bandara dan perbatasan demi pencegahan Covid-19. Jika ada kesengajaan, sudah seharusnya diproses secara hukum.

Dia mengingatkan pemerintah agar mengatur ulang kebijakan tenaga pekerja domestik dan asing di tengah masa pandemi dan setelah Covid-19. Terlebih sekarang ini ada jutaan warga Indonesia yang kehilangan pekerjaan atau kekurangan akses keuangan.

“Jangan sampai pekerjaan-pekerjaan yang ada justru dinikmati warga asing. Kita perlu prioritaskan pekerja dan rakyat Indonesia," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama ini.

Untuk itu, kata Nabil, harus ada negosiasi ulang terkait dengan kontrak dan kesepakatan kerja dengan pihak asing, yang sebelumnya sudah ada kerja sama.

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut