Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ammar Zoni Tegaskan Bukan Bandar Narkoba, Klaim Punya Bukti Kuat!
Advertisement . Scroll to see content

Napi Teroris Pindahan Mako Brimob Tempati 3 Lapas di Nusakambangan

Jumat, 11 Mei 2018 - 18:00:00 WIB
Napi Teroris Pindahan Mako Brimob Tempati 3 Lapas di Nusakambangan
Rombongan bus yang mengangkut napi teroris dari Mako Brimob, diseberangkan ke pulau Nusakambangan melalui dermaga penyeberangan Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (10/5). (Foto: Antara/ /Idhad Zakaria)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Para narapidana teroris pindahan dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Cabang Salemba di Kompleks Mako Brimob Depok menempati tiga lembaga pemasyarakatan (lapas) di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Mereka ditempatkan di Lapas Pasir, Lapas Batu, dan Lapas Besi.

Kabag Humas dan Protokol Ditjen PAS Kemenkumham Ade Kusmanto menjelaskan, pemindahan para Napi teroris dari Mako Brimob itu sebenarnya sudah masuk daftar dan tinggal menunggu waktu, namun terburu terjadi kerusuhan.

"Masih mempertimbangkan hasil assesment risiko dan kebutuhan, mana yang harus ditempatkan di lapas highrisk dan siapa saja yang bisa ditempatkan di lapas-lapas lainnya," katanya di Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Ade mengatakan hasil assesment tersebut diharapkan tidak salah menempatkan orang sehingga proses deradikalisasi berjalan optimal. "Namun sebelum pelaksanaan pemindahan, mereka ternyata sudah berbuat kerusuhan di Mako Brimob," katanya.

Ade menyebutkan napi teroris tidak hanya di Mako Brimob, tetapi tersebar di 108 lapas dan 1 rutan, sebanyak 270 orang berdasarkan data dari Direktorat Binapilatkerpro Ditjen PAS. Sebelum ada lapas high risk, napi teroris ini ditempatkan di lapas umum semua.

"Ternyata selama di dalam lapas, mereka yang merupakan tokoh atau otak teroris selalu mempengaruhi beberapa napi umum untuk bergabung dengan kelompoknya atau mengendalikan, membuat permufakatan sesama napi teroris tanpa sepengetahuan petugas. Hal ini berbahaya karena bisa menyebarkan paham radikal," katanya.

Untuk menghindari penyebaran paham radikal dan pengendalian aksi teroris dalam lapas, Kemenkumham membangun lapas high risk khusus teroris di Nusakambangan. "Ini biasanya berlaku untuk para tokohnya. Tapi ada juga yang sudah kembali ke NKRI, seperti Umar Patek di Lapas porong Jatim. Sudah mau mengibarkan Bendera Merah Putih, serta aktif dalam pembinaan kepribadian dan kemandirian di Lapas Porong," ungkapnya.

Ade mengatakan pembinaan kemandirian dan kepribadian di dalam lapas diberikan kepada mereka yang sudah melunak faham radikalnya. "Bagi yang masih garis keras diadakan pendekatan terus bekerja sama dengan BNPT, alim ulama dan tokoh agama, dan tokoh masyarakat dari mantan kelompok mereka," katanya.

Dia mengatakan mayoritas napi teroris dalam Lapas yang masih kuat pahamnya cenderung mengasingkan diri, menutup diri, tidak mau menyatu dengan napi lain.

"Beribadah pun mereka tidak mau bergabung dengan orang lain yang bukan kelompoknya. Mereka menganggap orang lain thogut (penyembah berhala), sehingga memberikan pembinaan kepada kelompok radikal tidak mudah, butuh waktu untuk melunakkannya, tidak sehari atau sebulan bahkan setahun, hati dan pikiran mereka tertutup untuk kelompok lain," jelas Ade.

Untuk itu, hal yang dilakukan pihak lapas kepada napi teroris yang masih berpaham radikal adalah bekerja sama dengan BNPT untuk memberikan pembinaan.

"BNPT memegang kendali dalam pencegahan, pembinaan selama di dalam lapas serta pembimbingan setelah bebas. Ditjen PAS memfasilitasi BNPT, biasanya BNPT datang Lapas beserta para ustaz mantan teroris yang sudah kembali ke NKRI," katanya.

Editor: Azhar Azis

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut