Observatorium Bosscha Pantau Hilal 1 Dzulhijjah 2025 di Sabang dan Lembang
BANDUNG, iNews.id - Observatorium Bosscha mengirimkan tim pengamatan hilal awal Bulan Dzulhijjah 1446 Hijriah. Dalam pengamatan kali ini, tim dibagi ke dalam dua lokasi, yakni Observatorium Bosscha di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, dan Sabang, Aceh.
Dalam pantauan di Bosscha, saat ini pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan teleskop refraktor 106 mm, dilengkapi detektor kamera berbasis CMOS (Complementary Metal-Oxide Semiconductor).
Citra yang ditangkap oleh kamera kemudian diproses menggunakan perangkat pengolahan citra untuk meningkatkan kualitas tampilan sabit bulan.
“Kali ini kami mengirimkan satu tim ke Sabang, Aceh, dan satu lagi tetap di Observatorium Bosscha,” ujar Agus Triyono, staf peneliti Observatorium Bosscha, Selasa (27/5/2025).
Agus mengatakan, persiapan tim yang berada di Sabang sudah dilakukan sejak sehari sebelumnya. Sementara di Bosscha, persiapan baru dilakukan pada siang hari karena kondisi cuaca malam sebelumnya kurang mendukung.
“Kalau Bosscha sendiri, kami sebenarnya melakukan setup instrumen dari tadi siang, karena tadi malam cuaca kurang baik jadi kami putuskan melakukannya hari ini,” ujarnya.
Dia menambahkan, hingga sore hari, kondisi cuaca di Lembang cukup cerah. Namun, ia juga mencatat adanya awan yang mulai terkumpul di ufuk barat.
“Sejauh ini masih cerah ya, jadi kalau kita lihat arah matahari dan bulan itu masih biru, tidak ada awan,” ujarnya.
Dari sisi kriteria penetapan hilal, Agus menjelaskan bahwa tim mengacu pada kriteria baru Mabims, yakni ketinggian bulan minimal 3 derajat dan elongasi (jarak sudut antara bulan dan matahari) minimal 6,4 derajat pada saat matahari terbenam.
“Untuk kondisi sekarang di Observatorium Bosscha, dari sisi elongasi sudah oke, bahkan saya lihat sudah lebih dari 6,4 derajat, sekitar 6,6. Hanya saja untuk ketinggian kita masih di bawah ambang batas, ini masih sekitar 1 derajat,” katanya.
Karena itu, peluang pengamatan hilal di Lembang terbilang kecil. “Kalau kita mengamat saat matahari terbenam itu memang kecil kemungkinannya karena terlalu rendah, satu derajat itu ketutupan pohon atau bukit. Cuma harapan kita, kalau langit seperti ini, kemungkinan ada. Tapi kami pastikan lagi,” kata Agus.
Berbeda dengan di Lembang, menurut Agus, peluang pengamatan hilal di Sabang lebih besar karena posisi bulan yang lebih tinggi.
“Untuk yang ambang 3 derajat saya katakan ada di Aceh, makanya salah satu tim dari kami pergi ke sana mengejar itu,” ujarnya.
Agus menuturkan jika pengamatan hilal ini akan dilakukan hingga bulan benar-benar terbenam. “Karena secara definisi, kalau bisa lihat sekarang, belum bisa disebut hilal,” kata Agus.
Hasil dari pengamatan ini akan turut menjadi bahan pertimbangan dalam sidang isbat penentuan 1 Dzulhijjah 1446 Hijriah yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama.
Editor: Kastolani Marzuki