JAKARTA, iNews.id - Ketua Ombudsman Mokhammad Najih menyebut keberhasilan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bergantung pada kesiapan dan peran aktif pemerintah daerah (pemda). Dia mengingatkan pemda tidak perlu terburu-buru melaksanakan program itu tanpa perencanaan yang matang.
Menurutnya, pelaksanaan MBG perlu dievaluasi menyeluruh agar tata kelolanya menjadi lebih baik dan berkelanjutan.
Arab Saudi Luncurkan Kapal Perang Baru Jalalat Al-Malik Saud, Ini Kecanggihannya
"Kita sarankan untuk tidak buru-buru secara masif, tapi perlu ditata ulang. Untuk SPPG yang sudah berjalan perlu dievaluasi dan diperbaiki," ujar Najih, dikutip Minggu (26/10/2025).
Dia juga menyarankan operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru ditunda. Hal ini diperlukan agar program MBG yang sudah berjalan tidak menimbulkan masalah.
Ibu Negara Brasil Kagum dengan Kecepatan Program MBG di Indonesia
"Sedangkan untuk SPPG yang baru dan infrastrukturnya sedang disiapkan, kami sarankan ditunda dulu agar yang sudah berjalan ini tidak menimbulkan masalah," sambung Najih.
Najih juga menyoroti pelaksanaan Koperasi Desa Merah Putih. Dia menilai, model koperasi perlu disesuaikan dengan karakteristik dan potensi ekonomi masyarakat setempat.
Ibu Negara Brasil Punya Saran buat Program MBG, Apa Itu?
Kasatgas MBG: SPPG Polri Terapkan Standar Food Safety untuk Program Makan Bergizi Gratis
Misalnya di Maluku, kata dia, sektor perikanan memiliki potensi besar untuk dikembangkan melalui sistem koperasi yang kontekstual dan berorientasi pada kebutuhan daerah.
"Jenis ikan di Maluku beragam mungkin bisa dibuat storage atau tempat penyimpanan ikan yang dapat menjadi bisnis potensial bagi koperasi. Jika mengambil model bisnis yang umum dikhawatirkan bisa mematikan usaha lokal yang sudah ada," tutur dia.
Ibu Negara Brasil Janja da Silva Tinjau Program MBG di Jaktim
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan program MBG telah menjadi prestasi besar Indonesia yang kini dipantau banyak negara. Sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025, program ini telah menyalurkan 1,4 miliar porsi makanan kepada 36,7 juta penerima manfaat, termasuk anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui dan balita.
“Hari ini sudah 1,4 miliar porsi MBG sudah dimasak dan dibagikan sejak 6 Januari 2025. Hari ini ada 36,7 juta anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita yang sudah menerima makan bergizi gratis ini,” kata Prabowo saat memimpin sidang kabinet paripurna, Senin (20/10/2025).
Menurut Prabowo, capaian itu setara dengan enam kali populasi warga Singapura. Dia menilai, skala distribusi program MBG merupakan prestasi luar biasa yang kini menjadi perhatian dunia.
“Ini mungkin tiap hari kita beri makan enam (populasi) Singapura mungkin. Ini prestasi yang dipantau banyak negara, yang saya tahu Presiden Brasil memberi tahu kepada saya mereka butuh 11 tahun untuk mencapai 40 juta, kita alhamdulillah dalam satu tahun mencapai 36 juta," ujarnya.
Meski demikian, Prabowo juga mengungkapkan adanya 8.000 kasus keracunan yang terkait dengan program MBG. Namun, angka itu disebutnya sangat kecil dibanding total porsi yang telah dibagikan, hanya sekitar 0,0007 persen atau 99,99 persen keberhasilan.
“Ada beberapa ribu yang keracunan makan sakit perut. Tetapi kalau diambil statistik, 8.000 dari 1.410.000.000 saya kira masih dalam koridor error yang manusiawi. Kalau tidak salah katakanlah angka yang sakit itu adalah 0,0007 persen, yang berarti 99,99 persen berhasil," imbuhnya.
Editor: Rizky Agustian
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku