Outlook 2023: Isu Reshuffle Makin Berembus Kencang, Siapa Menteri yang Akan Dicopot?
JAKARTA, iNews.id – Reshuffle atau kocok ulang Kabinet Indonesia Maju makin berembus kencang memasuki tahun 2023. Penyebabnya diduga kuat erat kaitannya dengan deklarasi Partai Nasdem mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden di Pemilu 2024.
Posisi Partai Nasdem di pemerintahan pun semakin di ujung tanduk. Namun Ketua DPP Partai Nasdem, Effendi Choirie mengaku tak khawatir dengan kemungkinan itu.
“Nasdem enggak khawatir sedikit pun, Nasdem siap menghadapi segala situasi," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melemparkan sinyal soal reshuffle. Setidaknya sudah tiga kali Jokowi mengembuskan isu reshuffle.
Yang pertama pada pertengahan Oktober 2022, tak lama setelah Partai Nasdem mendeklarasikan Anies.
"Rencana selalu ada (reshuffle). Pelaksanaan nanti diputuskan," ujar Jokowi di Stasiun Kereta Cepat Indonesia China di Stasiun Kereta Cepat Tegalluar, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Kamis (13/10/2022).
Kedua di pengujung tahun 2022 pada dua kesempatan berbeda. Saat itu Jokowi hanya memberikan jawaban singkat saat ditanya soal reshuffle.
"Mungkin. Ya nanti," kata Jokowi usai meresmikan Bendungan Sukamahi di Bogor, Jawa Barat pada 23 Desember 2023.
Lalu Jokowi mulai membicarakan tanda-tanda menteri yang akan di-reshuffle. Namun pernyataan Presiden lagi-lagi hanya meninggalkan rasa penasaran.
"Cluenya.., ya, udah," kata Jokowi di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (26/12/2022).
Kemudian yang terakhir di awal tahun 2023, tepatnya usai meninjau aktivitas ekonomi di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (2/1/2023). Saat itu Jokowi meminta publik bersabar Ketika membicarakan reshuffle.
"Tunggu saja," kata Jokowi.
Kabar mengenai reshuffle juga dilontarkan pejabat dekat Presiden, termasuk Wapres Ma’ruf Amin. Saat itu Wapres menanggapi soal pertanyaan apakah dirinya sudah diajak berdiskusi dengan Presiden soal reshuffle.
“Kalau reshuffle kabinet itu kan memang hak prerogatif Presiden. Jadi kalau soal konsultasi saya dengan Presiden itu enggak usah diceritakan kepada wartawan gitu ya,” katanya sambil tertawa.
Partai koalisi pemerintahan bahkan menyinggung soal loyalitas saat ditanya soal reshuffle. Hal itu dilontarkan PDI Perjuangan dan Partai Golkar.
"Pak Presiden memerlukan menteri yang loyal, menteri yang solid, menteri yang bekerja menyelesaikan masalah rakyat, sehingga nanti Pemilu 2024 dalam sense of happines yang tinggi," ujar Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.
"Saya kira Presiden Jokowi memiliki penilaian terhadap Partai Politik pendukungnya, mana yang memiliki loyalitas dan yang bermain di antara dua arus. Jadi soal reshuffle itu hak prerogratif Presiden," kata Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily.
Menteri dari Nasdem di ujung tanduk
Diketahui ada tiga menteri dari Partai Nasdem yang saat ini berada di Kabinet Indonesia Maju. Pertama Siti Nurbaya Bakar yang bahkan sudah dipercaya Jokowi menjadi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sejak 2014.
Lalu ada Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang juga merupakan mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode. Dan yang terakhir Johnny G Plate yang menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Syaiful Hidayat mengatakan ada 2 menteri dari Nasdem yang layak dievaluasi. Hal itu menurutnya tetap terjadi meski Nasdem tak mendeklarasikan bakal capres terlebih dahulu.
Djarot menyinggung Syahrul Yasin Limpo dan Siti Nurbaya Bakar. Dia pun membahas soal impor beras.
"Justru harusnya pemerintah intervensi dong, jangan sampai pada saat musim panen raya dan harganya baik, kemudian dihajar sama beras impor. Yang sakit petani," ujarnya.
Kemudian Djarot juga secara blak-blakan menyebut Siti Nurbaya Bakar layak dievaluasi. Tujuannya untuk memberikan penyegaran dan mendukung penuh kebijakan Jokowi.
"Mentan dievaluasi, Menhut dievaluasi, Menteri Kehutanan ya, terus dievaluasi, semua menteri juga dievaluasi. Supaya apa, supaya ada satu darah baru yang segar, mendukung penuh kebijakan Pak Jokowi, untuk menuntaskan janji kampanye sebelumnya," tuturnya.
Sementara itu Menkominfo Johnny G Plate juga disorot akibat kebijakan analog switch off atau mematikan siaran TV analog. Publik menilai kebijakan tersebut justru merepotkan masyarakat yang tengah berupaya bangkit setelah terpuruk di masa pandemi Covid-19.
Siapa yang layak menggantikan mereka?
Meski isu reshuffle berembus kencang, namun siapa kandidat menteri baru masih menjadi pertanyaan masyarakat. Semua masih menjadi tanda tanya karena sejumlah pihak masih menegaskan pemilihan menteri baru maupun reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden.
Salah satu yang diduga bakal digaet Jokowi untuk masuk cabinet yaitu politikus PDI Perjuangan sekaligus mantan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Kedekatan keduanya tak bisa dipungkiri karena Rudy merupakan wakil Jokowi saat masih menjabat Wali Kota Solo.
Keduanya dikabarkan telah membicarakan masalah reshuffle saat bertemu pada akhir Desember 2022. Namun kabar itu buru-buru ditampik Hasto Kristiyanto.
"Tidak terkait dengan reshuffle," kata Hasto, Jumat (30/12/2022).
Selain itu, partai yang belum lama bergabung dengan koalisi pemerintahan, PAN berpeluang menambah jumlah menteri jika reshuffle benar-benar dilakukan. Diketahui saat ini baru sang Ketua Umum, Zulkifli Hasan yang menduduki kursi menteri di pemerintahan yaitu Menteri Perdagangan.
Tahun 2023 ini kabar mengenai reshuffle diprediksi bakal makin berembus kencang. Apalagi tahun 2023 merupakan tahun politik sebagai pintu gerbang menuju Pemilu 2024.
Editor: Rizal Bomantama