Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo: Pemimpin Sejati Harus Memahami Keadaan Bangsanya!
Advertisement . Scroll to see content

PAN: Kami Tetap dengan Gerindra, Tapi....

Rabu, 08 Agustus 2018 - 18:11:00 WIB
PAN: Kami Tetap dengan Gerindra, Tapi....
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Yandri Susanto. (Foto: iNews.id/
Advertisement . Scroll to see content

PERTEMUAN Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (7/8/2018) kemarin, ternyata tak membuat arah koalisi partai berlambang matahari itu berubah. Sampai hari ini, PAN merasa sudah mantap bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Sebelumnya, PAN sempat santer diisukan bakal merapat ke koalisi petahana untuk menghadapi Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Namun, rumor itu segera ditepis Ketua DPP PAN, Yandri Susanto. Dia memastikan PAN tetap berada di barisan pendukung Prabowo. Menurut Yandri, pertemuan Zulkifli dengan Jokowi kemarin masih terbilang normal, karena keduanya hanya membahas isu-isu terkini.

Kendati demikian, PAN sampai sekarang masih berkeras mengajukan nama Zulkifli Hasan sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo. Upaya tersebut sejalan dengan hasil Rakernas (Rapat Kerja Nasional) PAN 2017.

Sementara, pada saat bersamaan, mitra koalisi Gerindra lainnya juga berkeras mengajukan nama cawapres Prabowo dari kalangan internal mereka masing-masing. Seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengusulkan Salim Segaf Al Jufri dan Partai Demokrat yang mendapuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Yandri mengatakan, jika nanti Zulkifli Hasan tidak dipilih sebagai cawapres Prabowo, PAN dipastikan juga tidak akan setuju jika posisi itu diberikan kepada kader partai lain. Sebagai solusinya, partai berlambang matahari itu menginginkan Ustaz Abdul Somad (UAS)—yang bukan berasal dari kalangan partai—menjadi pendamping Prabowo di Pilpres 2019.

Berikut kutipan wawancara dengan Yandri terkait arah koalisi PAN di pilpres mendatang.

Bagaimana pertemuan ketum PAN dengan Presiden Jokowi?

Jadi, kemarin memang Pak Jokowi yang mengundang Bang Zul (Zulkifli Hasan) untuk ke istana, berdiskusi banyak hal, diantaranya isu terkini tentang republik ini. Kemudian tentu tidak lepas dari masalah isu capres dan cawapres.

Apa ada rencana PAN merapat ke pemerintah?

Di situ memang ada hal yang menarik dari diskusi Bang Zul dengan Pak Jokowi, berharap PAN bisa bergabung ke koalisi Pak Jokowi. Tapi bagi Bang Zul, PAN ini kan menganut sistem kolektif kolegial. Keputusan itu tidak bisa diambil serta-merta oleh ketua umum, penting memastikan bahwa keputusan itu diambil secara sah melalui aturan organisasi yang ada.

Nah, PAN mengambil keputusan melalui rakernas. Sementara rakernas tahun 2017 itu sudah memutuskan Bang Zul sebagai calon wakil presiden.

Nah, untuk menganulir semua itu, kalau misalkan kami nanti bergabung kepada Pak Jokowi, itu ya penting rakernas lagi. Tapi perlu kami sampaikan dari diskusi selama tiga hari di DPP ini, dengan unsur DPW, kelihatannya kami bulat dan insya Allah sudah pasti ke Pak Prabowo. Jadi, tinggal dengan Pak Prabowo ini diskusinya seputaran masalah cawapres.

Artinya, sikap PAN sudah mantap (berkoalisi) dengan Prabowo?

Ini kan masalah aspirasi. Jadi aspirasi konstituen, diskusi di tingkat elite, kami juga tanya kepada para ulama. Jadi kelihatannya penting bagi PAN untuk mendengar itu semua. Dan kesimpulannya sampai hari ini, kami tetap dengan Gerindra.

Apapun keputusan cawapresnya?

Masalah cawapres, memang dinamikanya di situ sekarang. Cawapres ini membuat situasi yang sampai hari ini belum ada kata sepakat, siapa yang harus didaftarkan di KPU (Komisi Pemilihan Umum) besok lusa. Karena masing-masing partai masih ngotot, misalkan kami masih mau Bang Zul sebagai cawapres, PKS masih Pak Salim Segaf, kemudian ada Demokrat belakangan bergabung, ada AHY.

Tapi bagi kami, yang penting ada kemufakatan. Kalau misalkan Bang Zul enggak diambil (Prabowo menjadi cawapres), kami minta Pak Prabowo mengambil di luar partai. Jadi kami tidak setuju dengan AHY, tidak setuju dengan Salim Segaf. Nah, kalau Bang Zul enggak diambil, PAN sampai hari ini mendorong Ustaz Abdul Somad.***

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut