Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Kumpulkan Kapolri, Panglima TNI hingga Fadli Zon di Kertanegara, Bahas Apa?
Advertisement . Scroll to see content

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Beberkan Strategi Jaga Kedaulatan NKRI di Perbatasan

Rabu, 21 Desember 2022 - 06:30:00 WIB
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Beberkan Strategi Jaga Kedaulatan NKRI di Perbatasan
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono membeberkan langkahnya menghadapi potensi eskalasi konflik dunia ke depan. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono membeberkan langkahnya menghadapi potensi eskalasi konflik dunia ke depan. Yudo mengatakan dirinya akan menyiapkan beberapa langkah untuk menjaga kedaulatan dan mengantisipasi adanya serangan militer yang mungkin menyasar perbatasan Indonesia. 

Salah satunya dengan melakukan penyebaran kekuatan personel TNI dan memulai strategi dengan patroli secara intensif di perbatasan-perbatasan. 

"Tentunya perbatasan-perbatasan ini perlu kita laksanakan deploying (penyebaran) kekuatan baik patroli secara intensif juga menjadi perhatian kita bersama. Sehingga arah strateginya dimulai dari itu," kata Yudo usai serah terima jabatan Panglima TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (20/12/2022).

Yudo mengatakan, dalam mengantisipasi eskalasi konflik dunia, wilayah perbatasan Indonesia akan menjadi prioritasnya. Terlebih, kata Yudo, Indonesia memiliki 10 perbatasan laut, dan 2 perbatasan darat yang menjadi potensi paling tinggi terjadinya serangan militer. 

"Soal yang perlu diwaspadai tentunya adalah daerah-daerah perbatasan. kita ini kan memiliki 10 perbatasan laut dan 2 perbatasan darat. Ini yang potensi-potensi paling tinggi," katanya. 

"Sehingga kerawanannya pasti dimulai dari itu (daerah perbatasan). Kalau batas darat kan secara diplomasi telah kita lakukan pembicaraan untuk menemukan batas yang akhir," ucapnya.

Yudo mengungkapkan, mengatasi konflik di wilayah perbatasan tidak mudah. Karena acap kali konflik yang terjadi merupakan perselisihan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

"Perbatasan di Natuna itu sudah 14 kali mulai 1973 tidak selesai. Artinya kita tetap melaksanakan kerjasama diplomasi untuk antisipasi terjadinya itu (konflik). Kita tidak berharap terjadinya itu tapi kita tetep siap antisipasi segala yang terjadi," ucap Yudo.

"Tentunya kekuatan darat, laut, udara kita jaga profesionalisme tadi, kemudian alutsista selalu kita standby. Kemudian kita tidak lepas dari latihan-latihan kita tidak lepas juga supaya selalu terjaga siap siaga operasional," tuturnya.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut