Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Doa Sebelum Belajar: Kunci Mendapatkan Ilmu yang Berkah
Advertisement . Scroll to see content

Papua dan NTB Provinsi Tertinggi Warga Buta Aksara

Jumat, 04 September 2020 - 18:53:00 WIB
Papua dan NTB Provinsi Tertinggi Warga Buta Aksara
Ibu di Wajo mengajari anak belajar online. (Foto: iNews/Amnar).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud) menyebutkan ada enam provinsi yang akan menjadi fokus pemberantasan buta aksara. Papua dan Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi provinsi yang tertinggi.

Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri mengatakan, Indonesia telah mencapai keberhasilan yang tinggi dalam pemberantasan buta aksara.

Dia menjelaskan, dari persentase dibanding 2018 maka pada 2019 ada penurunan jumlah penduduk yang buta aksara. Jika pada 2018 itu total buta aksara di Indonesia 1,93 persen maka pada 2019 turun menjadi 1,78 persen.

''Indonesia sebagai bagian dunia telah mencapai keberhasilan yang tinggi untuk pemberantasan buta aksara. Lebih dari 98 persen penduduk negeri ini sudah melek huruf," katanya pada taklimat media peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) via daring, Jumat (4/9/2020).

Mantan Kadis Pendidikan Jawa Tengah ini menjelaskan, meski telah memegang keberhasilan yang baik namun masih ada hal yang mesti diperjuangkan dalam pemberantasan buta aksara ini. Sebab, ujarnya, ada enam provinsi yang tingkat buta aksaranya masih mengkhawatirkan.

Jumeri menuturkan, enam provinsi itu adalah Papua dengan tingkat buta aksara secara nasional masih 21,9 pesen, Nusa Tengara Barat 7,46 persen, Nusa Tenggara Timur 4,24 persen, Sulawesi Selatan 4,22 persen, Sulawesi Barat 3,89 persen dan Kalimantan Barat 3,81 persen.

Selain itu untuk setiap kelompok umur yakni umur 15 tahun, umur 15-24 tahun dan 15 hingga 59 tahun persentase penduduk perdesaaan yang buta aksara sekitar lebih dari dua kali perkotaan.

Jumeri juga menyebut, secara rata-rata nasional jumlah buta aksara perempuan juga lebih tinggi daripada laki-laki.

"Ini berarti kesetaraan gender kita masih harus diperjuangkan sehingga perempuan mendapat kesempatan untuk menjadi warga melek huruf," katanya.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut