Partai Perindo Memahami Keluhan Rakyat soal Harga Minyak Goreng Tetap Mahal
JAKARTA, iNews.id - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Sosial dan Kesejahteraan Rakyat Yerry Tawalujan memahami keluhan rakyat karena harga minyak goreng kemasan tetap mahal. Meski sudah ada larangan ekspor minyak goreng, namun di lapangan harga masih belum turun drastis..
"Partai Perindo memahami keluhan warga yang mempertanyakan kenapa harga minyak goreng, khususnya minyak goreng kemasan harganya tetap mahal tidak turun, padahal sudah tiga minggu dikeluarkan larangan ekspor minyak goreng," ujar Yerry, Selasa (17/5/2022).
Menurut Yerry, dari pantauan timnya di lapangan harga minyak goreng kemasan di toko-toko swalayan dan pasar-pasar tradisional bervariasi antara Rp24.250 sampai Rp25.000 per liter.
"Dengan harga minyak goreng kemasan tetap Rp25.000 per liter, itu artinya larangan ekspor yang ditetapkan Pemerintah tidak ada efeknya sama sekali terhadap turunnya harga minyak goreng. Tidak heran kalau rakyat mengeluh," ujarnya.
Dengan total produksi Crude Palm Oil (CPO) per tahun 50 juta ton, Yerry menjelaskan, bahkan produksi CPO tahun 2021 total 51,3 juta ton, seharusnya dengan adanya larangan ekspor, minyak goreng di pasar dalam negeri melimpah ruah. Karena total kebutuhan minyak goreng dalam negeri hanya 5 juta ton per tahun.
"Pasar domestik hanya butuh 5 juta ton dari total 50 juta ton CPO per tahun. Lalu kenapa harga minyak goreng masih tinggi? Perlu diurai di mana letak sumbatan penyebab mahalnya minyak goreng," kata Yerry.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq