Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pelapor Tuduhan Ijazah Palsu Jokowi Minta Polisi Sita Buku Buatan Roy Suryo Cs, Kenapa?
Advertisement . Scroll to see content

PDIP Yakin Jokowi Vs Kotak Kosong di Pilpres 2019

Sabtu, 03 Maret 2018 - 17:27:00 WIB
PDIP Yakin Jokowi Vs Kotak Kosong di Pilpres 2019
PDIP meyakini peluang Jokowi sebagai calon tunggal di Pilpres 2019 sangat besar. (Foto: iNews.id/Annisa Ramadhani Siregar).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Berbagai hasil survei yang menempatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai kandidat terkuat dalam Pilpres 2019 membuat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kian percaya diri. PDIP bahkan meyakini peluang Jokowi sebagai calon tunggal di Pilpres 2019 sangat besar.

Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga menuturkan, ada beberapa faktor yang membuat Jokowi berpeluang melawan kotak kosong. Pertama, elektabilitas dan popularitas Jokowi tak tertandingi sejauh ini.

"Hasil survei Populi Center, misalnya, menunjukkan elektabilitas Jokowi mencapai 64,3 persen. Sedangkan elektabilitas lawan terkuatnya, Prabowo Subianto, tidak sampai setengah, hanya 25,3 persen,” kata Eriko dalam Diskusi Polemik Radio MNC Trijaya di Cikini, Jakarta, Sabtu (3/3/2018).

Menurut Eriko, faktor lain yakni pengusungan calon presiden di awal waktu. Hal ini menunjukkan kesiapan partai politik dalam pemenangan Pilpres 2019. Dalam konteks ini PDIP telah mendeklarasikan Jokowi sebagai capres untuk Pemilu 2019.

“Bagaimana partai-partai ini mau menonjolkan, kalau tidak ada calon presiden dan wakil presidennya. Bagaimana rakyat akan memilih kalau partai tidak mempunyai calon, tidak mempunyai figur yang akan dimajukan," sindir Eriko.

Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah ambang batas pemilihan presiden (presidential threshold). Partai yang sanggup meraih 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah nasional yang berhak mengusung capres.

“Artinya, siapapun partai-partai yang bisa mencalonkan, kan minimum harus ada 20 persen (kursi DPR). Partai pesaing sudah membaca dinamika politik di 2019 nanti sehingga enggan mengambil risiko jika kenyataannya kalah dari Jokowi,” kata dia.

Apalagi sejumlah parpol juga telah mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi. Selain PDIP, Golkar, NasDem, PPP dan Hanura. Dengan modal ini pun sebenarnya Jokowi lebih dari cukup untuk maju sebagai capres.

Eriko tak menampik kemungkinan bakal munculnya poros baru yang akan menjadi penantang Jokowi. Kabar beredar PAN, PKB, Demokrat sedang menjajaki peluang sebagai kekuatan baru. ”Meskipun ada kemungkinan (poros baru), tapi saya katakan itu sangatlah kecil,”katanya.

Pengamat politik yang juga peneliti lembaga Kedai KOPI Hendri Satrio menuturkan, berdasarkan survei Kedai KOPI, jika pilpres digelar saat ini selain Jokowi sebagai capres, ternyata Jokowi kalah 44,9 persen.

Kendati demikian dia mengakui bahwa sampai saat ini Jokowi tetap paling berpeluang menjadi presiden kembali. ”Karena itu perlu strategi yang tepat dan perjuangan keras bagi parpol koalisi yang ingin jadi penantangnya,” kata dia.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fery Juliantono mengingatkan, rakyat Indonesia sebenarnya tidak bisa dipaksakan untuk memilih calon tunggal. Mengacu pada hasil survei Kedai KOPI Harus dipertimbangkan lagi 56 persen rakyat Indonesia yang belum menentukan suara. "Kita dapat simpulkan 56 persen rakya Indonesia di tahun 2019 menginginkan presiden baru," ujarnya.

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut