Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rismon Sebut Tak Ada Verifikasi Ijazah Jokowi antara KPU Solo dan UGM
Advertisement . Scroll to see content

Penasihat Ahli Kapolri: Penelitian Rismon Benar, tapi Tak Buktikan Skripsi Jokowi Palsu

Kamis, 31 Juli 2025 - 06:29:00 WIB
Penasihat Ahli Kapolri: Penelitian Rismon Benar, tapi Tak Buktikan Skripsi Jokowi Palsu
Penasihat Ahli Kapolri, Aryanto Sutandi. (Foto: iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Polemik mengenai keaslian skripsi Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat ke publik. Penasihat Ahli Kapolri Aryanto Sutandi memberikan pandangannya secara lugas. 

Dia menilai meski ada perbedaan bentuk fisik dokumen dengan skripsi lain, hal tersebut tidak dapat dijadikan dasar menyimpulkan adanya pemalsuan.

“Saya akan to the point, sekarang apa yang dibuktikan? Karena tulisannya berbeda dengan yang lain? Sementara kalau ditanya ke UGM, banyak yang seperti itu. Ada yang 50 persen seperti itu! Karena waktu itu mengetik sendiri-sendiri, jadi berbeda-beda,” ujar Aryanto dalam program Rakyat Bersuara, Rabu (30/7/2025)

Dia menyebut penelitian yang dilakukan oleh Rismon Sianipar hingga menjadi bahan diskusi publik dan media sosial, memang dilakukan dengan serius. Namun, kesimpulannya dianggap tidak cukup kuat untuk membuktikan skripsi Jokowi palsu.

“Penelitian Rismon itu menurut dia benar. Tapi tidak bisa membuktikan kalau skripsinya Jokowi palsu, yang mengeluarkan UGM itu asli,” tutur Aryanto.

Dia menyayangkan munculnya narasi yang justru menyesatkan masyarakat, terutama kelompok ibu rumah tangga, karena terus-menerus dijejali informasi yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.

“Saya kasihan sama rakyat yang setiap hari dijelaskan kalau itu benar dengan analisa para doktor. Itu memang benar, tapi sampelnya yang disembunyikan. Logikanya tidak masuk akal,” ujarnya.

Menurut Aryanto, untuk membuktikan keaslian skripsi tidak cukup hanya membandingkan fisik dokumen. Dia menyatakan beberapa skripsi mahasiswa UGM di masa itu memang diketik sendiri-sendiri, sebagian dengan komputer, sehingga tidak seragam.

“Kalau analisis Pak Roy (Suryo), saya tidak menyangkal. Tapi yang dibandingkan itu hanya hasil unggahan yang kemudian di-print dan dibandingkan dengan print lain. Itu tidak bisa dijadikan pembuktian,” kata Aryanto.

Dia menjelaskan Bareskrim Polri sampai saat ini masih menunggu bukti autentik mengenai dugaan pemalsuan. Sementara itu, pihak yang melaporkan baru menyampaikan hasil penelitian tanpa menyertakan dokumen asli yang bisa diuji secara forensik.

Dia menegaskan tidak dalam posisi membela Jokowi, namun hanya ingin menjelaskan duduk perkara agar publik tidak tersesat dalam narasi yang menyesatkan.

“Sayangnya ini jadi sengketa dua kubu. Kubu satu pakai teknik pembenaran dengan teori yang dia geluti, tapi dalam praktiknya ada kecurangan karena sampel yang dibandingkan tidak diambil dari sumber asli,” kata Aryanto.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut