Pendeta Gilbert ke MUI, Minta Maaf soal Video Viral Ceramah Singgung Zakat dan Salat
JAKARTA, iNews.id - Pendeta Gilbert Lumoindong mendatangi Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, Selasa (16/4/2024). Dia menyampaikan permohonan maaf kepada umat Muslim atas video viral ceramahnya yang menyinggung zakat dan salat.
"Dengan segala kerendahan hati, saya Gilbert Lumoindong memohon maaf untuk segala yang terjadi dan kalau ada salah ucap, salah pengertian, salah diksi dan segala macam, salah dalam pembicaraan saya, percakapan saya dalam ceramah saya kepada umat Muslim maupun umat lain juga yang merasa terganggu dengan ceramah itu. Sekali lagi saya mohon maaf," kata Gilbert dalam video yang diunggah akun YouTube OFFICIAL MUI TV, Selasa (16/4/2024).
Dia mengaku sama sekali tak berniat menimbulkan permusuhan antarumat beragama. Sehingga dia berharap umat Islam dapat memaafkannya.
"Karena dari hati saya yang terdalam, saya menghargai perbedaan, saya mencintai rekan-rekan saudara mayoritas saya, yaitu umat Muslim. Biarlah ke depannya kita tutup buku kelam kita, dan kita maju lagi pada hal-hal yang lebih baik," ucap dia.
"Izinkan saya datang dengan segala kerendahan hati menyampaikan maaf saya dan kebetulan juga saya ada di gedung Majelis Ulama Indonesia, bersama dengan para pimpinan-pimpinan, yang baru saja juga kita merayakan Idul Fitri buat umat Muslim dan Paskah buat umat Kristiani," kata dia.
Dia pun berjanji tak akan menimbulkan polemik dalam berceramah. "Jadi dalam momen ini, minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin. Biarlah ke depannya lebih baik, dan saya berjanji untuk tidak mendatangkan hal-hal yang menimbulkan polemik di kemudian hari. Sekali lagi minta maaf," tuturnya.
Sementara itu, Ketua MUI Cholil Nafis mengatakan kedatangan Pendeta Gilbert atas dasar insiatifnya sendiri. Menurutnya, Gilbert menyadari MUI adalah rumah besar umat Islam.
Dalam pertemuan itu, kata dia, Gilbert bercerita soal kronologi dan isi lengkap khotbahnya. Dia mengatakan Gilbert tak ada niatan untuk menghina Islam, apalagi menciptakan perpecahan.
"Pendeta Gilbert datang ke MUI untuk meminta maaf kepada umat Islam dan umat beragama atas tindakannya yang kurang berkenan dan menyinggung perasaan umat Islam dan umat beragama. Setelah mendengar penjelasan, kami Pengurus MUI mengambil kesimpulan bahwa kegaduhan juga semakin meruncing akibat adanya khotbah yang dipenggal-penggal dalam edit-edit, sehingga makna penyampaian, dapat berpotensi terjadinya kesalahpahaman di masyarakat," kata Cholil.
Dia menuturkan, MUI mewakili masyarakat Indonesia menerima permohonan maaf Gilbert. Selain itu, MUI meminta peristiwa tersebut tidak terulang kembali.
"Kami sebagai umat beragama tentu menerima permohonan maafnya. Kami semua memaafkan seraya kami meminta agar kejadian ini menjadi pelajaran baginya dan bagi kita semua. Bahwa saat khotbah atau ceramah tak perlu membandingkan keyakinan dan ritual agama lain, apalagi merendahkan demi menjaga terjadinya kesalahpahaman," ucapnya.
"Ke depan mari kita rajut keutuhan, persaudaraan dan persatuan antarumat beragama serta saling menghormati keyakinan masing-masing kita demi menjaga kerukunan," tutur Cholil.
Editor: Rizky Agustian