Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Airlangga Usul ke Prabowo WFA 29-31 Desember, Ini Alasannya
Advertisement . Scroll to see content

Pengamat: Airlangga Harus Berani Tolak Sekjen Titipan

Senin, 25 Desember 2017 - 16:43:00 WIB
 Pengamat: Airlangga Harus Berani Tolak Sekjen Titipan
Pengamat politik Emrus Sihombing. (Foto: iNews.id/ Richard Andika)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Manuver politik para senior Partai Golkar kian tercium dalam perebutan posisi sekretaris jenderal (sekjen) DPP pendamping Airlangga Hartarto sebagai ketua umum.

Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing mengatakan, Airlangga harus berani menolak titipan nama dari para senior yang akan ditempatkan di posisi penting tersebut. Menurutnya, Airlangga perlu keluar dari pusaran intervensi dengan memilih sekjen di luar nama yang disodorkan grup-grup atau faksi yang ada di internal Golkar.

"Serahkan sepenuhnya kepada Airlangga yang sudah mendapat amanah sebagai formatur tunggal. Biarkan beliau menyusun kepengurusan baru Partai Golkar termasuk menentukan sekjen," jelas Emrus di Jakarta, Senin (25/12/2017).

Dia mengaku ikut mencermati adanya manuver sejumlah senior Golkar yang terkesan mengintervensi kepemimpinan Airlangga. Mereka bergerak sendiri-sendiri untuk memasang kekuatan lewat kursi sekjen yang akan menggantikan posisi Idrus Marham.

”Tanpa bermaksud mencampuri dapur Golkar, ada yang sedang bersaing menitip-nitipkan nama di posisi sekjen. Sebaiknya serahkan kepada ketua umum terpiih Airlangga yang sudah diberi mandat dalam munaslub,” ujar Emrus

Menurut dia, seharusnya para senior Golkar cukup memberikan masukan kepada Airlangga, bukan mengintervensi apalagi menekan dengan memaksakan kader titipan untuk dipasang di posisi strategis tersebut. Dengan begitu, kepengurusan partai berlambang pohon beringin itu bisa lebih baik ke depan.

Dia menilai, adanya titipan nama dalam tubuh organisasi merupakan praktek nepotisme yang tidak sehat. Sebab, kata Emrus, bagi orang yang menitipkan nama adalah pihak yang ingin mempunyai pengaruh besar di Golkar.

"Ini tidak baik bagi Golkar yang ingin melangkah keluar dari masalah yang membelitnya," ‎ucapnya

Emrus mengibaratkan, Airlangga merupakan sosok ketua umum yang lahir dari kondisi darurat lewat munaslub. Sebuah proses politik yang harus dilakukan karena partai dalam kondisi darurat.

"Ingat, munaslub adalah yang kedua kalinya setelah di Bali. Logikanya, ini baru sembuh tapi sudah mau dipaksa-paksa. Beri Airlangga  kemeredekaan memilih, jangan lagi dibebani atau diganggu dengan titip-menitip jabatan," katanya.

Editor: Azhar Azis

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut