Pengamat: Kaum Milenial Tak Suka Pemimpin yang Ingkari Janji Kampanye
JAKARTA, iNews.id – Sekitar 30 persen pemilih pada Pemilu 2019 akan diisi oleh kelompok pemilih milenial dengan rentang usia 19-35 tahun. Jumlah yang signifikan itu pun menjadi rebutan oleh dua pasang capres-cawapres yang bakal bertarung nanti.
Akan tetapi, upaya merebut hati generasi milenial sepertinya tak akan berjalan mudah. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, pemilih milenial memiliki selera dan kecenderungan politik berbeda dibandingkan dengan kalangan pemilih lainnya.
“Sepengetahuan saya, mereka memiliki satu taste politik yang berbeda. Mereka lebih rasional dan menyukai sosok cerdas. Generasi milenial punya taste tersendiri,” ujarnya dalam acara diskusi politik yang digelar PolMark Indonesia di Jakarta, Rabu (29/8/2018).
Siti menuturkan, para pemilih milenial saat ini memiliki kecenderungan untuk memilih sosok yang mereka anggap menjanjikan dan memiliki kapasitas yang mumpuni untuk memimpin. “(Pemilih milenial) lebih melihat tampilan sosok apakah orang ini meyakinkan, menjanjikan, punya kapasitas, dan kemajuan,” katanya.
Dia menjelaskan, pemilih dari kalangan milenial umumnya tidak menyukai sosok pemimpin yang tidak menepati janji kampanye. Kaum muda juga tidak akan memilih tokoh pemimpin yang berperilaku korup.
“Anak muda tidak bisa didikte. Mereka punya satu bayangan pemimpin itu meyakinkan, sesuai dengan keberadaan mereka yang modern. Tapi yang membuat benci yaitu korupsi dan kebohongan,” ucapnya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil