Pengamat: Panglima TNI Mampu Bangun Soliditas di Tanah Papua
JAKARTA, iNews.id - Strategi Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, untuk berkantor di Papua hingga masa yang tidak ditentukan, dinilai membawa kemajuan positif. Situasi di bumi cenderawasih berangsur pulih pascakerusuhan terakhir, Minggu (1/9/2019) lalu.
Pengamat intelijen dan hankam, Ngasiman Djoyonegoro menuturkan, masalah Papua secara esensial memang masuk dalam ranah penegakan hukum dan kamtibmas. Akan tetapi, apa yang dicapai hari ini menurut dia tidak mungkin lepas dari peran panglima TNI.
“Penyelesaian masalah di Papua tidak bisa hanya menggunakan pendekatan keamanan semata. Perlu kombinasi pendekatan pertahanan-kemanusiaan-kebudayaan. Hadirnya panglima di sana sebagai bukti bahwa pemimpin tertinggi pertahanan Indonesia siap berdialog kapan pun dibutuhkan,” ungkap Ngasiman melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Dia mengatakan, langkah yang telah diambil Hadi menunjukkan bahwa panglima TNI saat ini sangat memahami situasi yang berkembang di lapangan dan berkomitmen kuat untuk mempertahankan NKRI. “Di Papua, panglima TNI memperkecil polarisasi politik lokal dengan membangun dialog dengan para tokoh agama dan tokoh-tokoh adat di Papua,” tuturnya.
Ngasiman berpendapat, situasi yang berangsur kondusif di Papua tidak terlepas dari persoalan kecemburuan sosial, faktor budaya, dan representasi politik di tingkat lokal yang belum berjalan dengan baik. Kehadiran panglima TNI dinilainuya menjadi bagian untuk mengurai persoalan-persoalan tersebut dengan dialog kemanusiaan dan gaya humanis yang menjadi ciri khasnya.
“Strategi ini persis dilakukan pada saat Pemilu 2019 lalu. Penggalangan komitmen dan dialog dengan para ulama dan habaib yang dilakukan secara konsisten, pada akhirnya mampu melokalisasi kerusuhan pada 21-22 Mei di depan Bawaslu. Rencana kerusuhan Mei 98 jilid dua gagal dilaksanakan,” ujarnya.
Dia mengatakan, meski panglima TNI saat ini bukan dari latar belakang Angkatan Darat, kemampuannya untuk mengonsolidasikan elemen pertahanan dan keamanan negara sudah teruji. Hadi menurutnya tahu betul bagaimana menanggulangi terorisme melalui sinergi antara operasi tempur dan penegakan hukum dengan membentuk Koopsus TNI, satuan strategis yang belum berhasil dieksekusi pendahulunya.
Penampilan Hadi yang tidak terlalu banyak bicara dan mengekspos dirinya kepada media, kata Ngasiman, justru menunjukkan jati dirinya sebagai seorang prajurit profesional. Dia juga menilai capaian-capaian Hadi menunjukkan kapasitas dan kapabilitas yang sesuai dengan kebutuhan pemimpin tertinggi militer negeri ini.
“Kemampuan mengelola pertahanan dan kemanan di laut, darat dan udara telah dibuktikan. Tidak hanya menanggulangi ancaman dari luar, seperti perang, tetapi juga ancaman dari dalam, seperti sparatisme, rasisme dan politik identitas,” ucapnya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil