Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 700.000 Anak Papua Tak Sekolah, Ini Arahan Tegas Presiden Prabowo
Advertisement . Scroll to see content

Pentingnya Klasterisasi Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045

Senin, 28 Agustus 2023 - 13:33:00 WIB
Pentingnya Klasterisasi Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045
Prof Dr Ir Harjanto Prabowo MM (Foto: Dok BINUS University)
Advertisement . Scroll to see content

Prof Dr Ir Harjanto Prabowo MM
Vice President of BINUS Higher Education

PENDIDIKAN merupakan kunci dalam meningkatkan kualitas sebuah bangsa. Terlebih, untuk Indonesia sebagai negara besar yang sedang mewujudkan visi “Indonesia Emas 2045”. Persoalan pendidikan bukan hal main-main karena bukan persoalan jangka pendek, tetapi jangka panjang. Semua pihak yang terlihat harus memiliki mindset yang sama. 

Mulai dari pendidikan dasar harus ditanamkan, pendidikan ini tidak boleh gagal, karena di situlah fundamentalnya. Para pemangku kepentingan serta regulator yang terlibat di dalamnya juga harus semakin memahami bahwa kewenangannya bukan untuk membatasi tetapi memberdayakan para pelaku pendidikan.

Sistem pendidikan yang fleksibel dan memberdayakan bisa memberikan kesempatan bagi anak-anak muda dalam meraih sukses sesuai impian, diberikan kesempatan dengan fleksibilitas, sekaligus dukungan dalam memilih untuk sukses. Di tingkat pendidikan tinggi, para mahasiswa harus sadar dengan kemampuan yang dimiliki dan kompetensi masa depan yang dibutuhkan sesuai dengan pilihan kariernya. 

Oleh karena itu, sistem klasterisasi dalam pendidikan tinggi menjadi sangat penting. Bukan klasterisasi yang membatasi, tetapi klasterisasi yang membuat perguruan tinggi memiliki pilihan untuk menawarkan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mahasiswa yang akan dilayani. Klasterasisasi bisa selaras dengan tujuan pembangunan wilayah Indonesia yang sangat luas dan berbeda-beda kebutuhan SDM-nya.

Di zaman sekarang ini sektor industri bisa lebih fokus dan berkembang jika sistem pendidikan memberikan ruang gerak yang baik, dengan guidance yang baik pula, melalui klasterisasi tersebut. Hal ini bisa diwujudkan ketika seorang anak hendak menentukan pilihan studinya, setelah lulus akan berkiprah di mana serta peluang apa yang nanti bisa diraih. Oleh karena itu, pendidikan juga harus fleksibel, relevan, dan memberdayakan sesuai kondisi tertentu. Misal, jika mengacu pada wilayah tempat tinggal, kita tidak bisa memaksakan mereka yang berasal dari basis pertanian diubah menjadi jasa pariwisata. Namun, bagaimana memberdayakan anak-anak di sana agar menjadi petani yang hebat. 

Konsep klasterisasi ini juga sudah diterapkan oleh BINUS University yang menjalankan sistem multi-kampus. Contohnya, di Kampus BINUS @Malang, Jawa Timur, para mahasiswa disadarkan akan potensi diri masing-masing, siapa mereka, bagaimana potensi daerahnya, dan akan ke mana nantinya. Kualitas pendidikan tinggi di negeri ini akan semakin maju jika semua berjalan baik dengan dukungan pemerintah melalui sistem klasterisasi. 

Secara umum, saya melihat pendidikan di Indonesia meningkat dengan baik. Namun perlu terus dilakukan perbaikan dengan adanya desentralisasi pengelolaan pendidikan dasar dan menengah.

Lantas, bagaimana BINUS University mempersiapkan SDM tangguh Indonesia yang siap berkompetisi di era global yang kian ketat ini? Menuju Visi BINUS 2035, yaitu “A world class university, fostering and empowering the society in building and serving the nation”, pendidikan di BINUS tentu harus relevan dengan zamannya, adaptif, demi mencetak SDM dengan keterampilan (skill) mumpuni yang tak memisahkan antara hard skill dan soft skill.

Selain itu karakter pendidikan ketiga yaitu value. Bagaimana menanamkan respek, kerja keras, daya tahan, integritas, inovasi dan team work. Value itu harus kuat. Semua harus seimbang dan pada pelaksanaannya tidak bisa dipisahkan serta yang terpenting mendorong setiap mahasiswa bisa menemukan jalan sukses sesuai potensi yang dimiliki. 

Harus diakui, perjalanan melahirkan SDM berkualitas di negeri ini menghadapi tantangan besar. Selain faktor wilayah yang sangat luas, semua harus maju dan berkembang secara bersama. Kuncinya, bagaimana kita menangkap peluang ke depan. Karena Indonesia luas maka kita sebaiknya tidak menggunakan satu ukuran untuk semua.

Seiring kemajuan teknologi yang memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk belajar, sumber daya manusia yang potensial dan berlimpah ini tak boleh sia-sia. Ekosistem untuk sukses dalam pendidikan yang dibutuhkan belum sepenuhnya tersedia. Semakin diperlukan adanya kerja sama antar-kementerian yang terlibat dalam perumusan kompetensi SDM Indonesia. Kerja sama antara Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, dan kementrian lainnya diharapkan akan menutup kesenjangan (gap) antara kompetensi SDM hasil pendidikan dengan kebutuhan sektor industri dan lainnya.

Maka, dalam rangka menuju Indonesia Satu Abad, ada pekerjaan rumah bersama yang menjadi poin penting ke depan, yakni pendidikan Indonesia jangan sampai gagal membaca kebutuhan masa depan, sejak pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, karena pendidikan lah yang bisa membuat SDM kita bermartabat, siap, dan mengantarkan negeri ini lebih dihormati oleh bangsa lain.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut