Penyelidikan Dugaan Penodaan Agama Dihentikan, Pernyataan Jenderal Dudung Dinilai Tak Penuhi Unsur Pidana
JAKARTA, iNews.id - Puspomad resmi menerbitkan surat perintah penghentian penyelidikan terkait kasus dugaan penodaan agama KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Keputusan itu diambil usai Puspomad mendengarkan saksi hingga keterangan ahli.
Kepala Penerangan Puspomad Letkol Cpm Agus Subur Mudjiono mengatakan laporan dari Ahmad Syahrudin tidak memenuhi unsur perbuatan tindak pidana sehingga tidak dinaikkan ke tahap penyidikan.
"Berdasarkan keterangan saksi-saksi, alat bukti dan keterangan ahli, Puspom resmi menghentikan kasus dugaan tindak pidana penistaan agama yang dilakukan KSAD Dudung Abdurachman," kata Agus melalui keterangannya, Rabu (23/2/2022).
Agus menuturkan, tim penyelidik Puspomad telah melakukan penyelidikan sejak 9 hingga 22 Februari 2022. Pihaknya juga mengundang pelapor, saksi, dan meminta keterangan ahli hukum pidana.
Adapun para ahli hukum pidana yang diundang berasal dari Universitas Airlangga Surabaya. Kemudian, ahli ITE dari Kemkominfo serta dua orang ahli Bahasa Indonesia dari Universitas Indonesia.
"Berdasarkan keterangan ahli hukum pidana, disimpulkan bahwa pernyataan Jenderal TNI Dudung Abdurachman dalam video yang dipublikasikan di podcast YouTube Deddy Corbuzier tidak memenuhi unsur subjektif dan objektif," ujarnya.
Dia juga menjelaskan, berdasar hasil keterangan ahli ITE, disimpulkan pernyataan Jenderal Dudung tersebut tidak memenuhi unsur perbuatan tindak pidana.
"Demikian juga keterangan ahli Bahasa Indonesia, yang menyatakan bahwa pernyataan tersebut tidak bermakna menyejajarkan Tuhan dengan manusia atau makhluknya dan tidak mengandung muatan penodaan agama yang disangkakan pelapor," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Jenderal Dudung dilaporkan oleh Koalisi Ulama, Habaib, dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA) ke Puspomad. Dudung diduga melakukan penistaan agama lantaran menyebut Tuhan bukan orang Arab.
Editor: Rizal Bomantama