Perbedaan Sistem Pemilu Distrik dan Proporsional Beserta Kelebihan dan Kekurangan
JAKARTA, iNews.id - Perbedaan sistem pemilu distrik dan proporsional serta kelebihan dan kekurangannya. Pemilu adalah proses resmi memilih seseorang untuk sebuah jabatan publik atau menerima atau menolak proposisi politik dengan memilih.
Di dunia ini sistem pemilihan legislatif dapat dibedakan menjadi tiga kelompok utama yaitu:
Di antara ketiga sistem tersebut, sistem pemilu yang paling banyak digunakan di dunia adalah sistem pemilu distrik (pluralitas mayoritas) dan sistem pemilu proporsional.
Sistem proporsional merupakan sistem di mana satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil. Wilayah dianggap sebagai satu kesatuan yang tidak dipecah. Kursi untuk perwakilan wilayah dibagi berdasarkan jumlah suara yang diperoleh kontestan.
Setiap peserta pemilu akan memperoleh jumlah kursi sesuai dengan jumlah suara yang diperoleh di seluruh wilayah negara. Dalam sistem proporsional, ada kemungkinan penggabungan partai atau koalisi untuk memperoleh kursi.
1. Jumlah kursi yang diperoleh sesuai dengan jumlah suara yang didapat dari masyarakat.
2. Lebih demokratis karena tidak ada suara yang hilang sehingga semua golongan berpotensi untuk terwakili.
3. Lembaga perwakilan rakyat atau legislatif benar-benar menjadi wadah dari aspirasi seluruh rakyat.
1. Sulit mewujudkan kerja sama atau integrasi partai politik.
2. Kader partai sulit berkembang karena kuatnya peran pemimpin partai dalam menentukan nomor urut calon anggota legislatif.
3. Calon yang diikutsertakan dalam pemilu kurang dikenal oleh pemilih karena banyaknya wakil dari suatu wilayah.
4. Ikatan antara wakil rakyat dengan pemilih atau konstituen cenderung renggang.
5. Banyaknya jumlah partai yang bersaing, partai sulit mendapatkan suara mayoritas yaitu 50% + 1.
Sistem pemilu distrik merupakan sistem tertua dan dilakukan berdasarkan kesatuan daerah.
Suatu negara umumnya akan dibagi dalam beberapa daerah dan rakyat mengadakan pemilu di setiap daerahnya untuk memilih satu perwakilan.
Nantinya, calon perwakilan daerah yang mendapatkan suara terbanyak akan mewakili rakyat di lembaga pemerintahan.
Untuk menang, seorang kandidat hanya perlu mendapatkan lebih banyak suara daripada lawannya.
Semakin banyak kandidat yang bersaing memperebutkan kursi, besar kemungkinan kandidat yang menang hanya akan menerima sedikit suara.
1. Mendorong partai politik untuk menyingkirkan perbedaan dan bekerja sama.
2. Mendorong penyederhanaan partai politik.
3. Calon perwakilan daerah lebih mudah dikenal oleh masyarakat.
1. Partai kecil kurang mendapatkan kepentingan.
2. Kurang cocok dilakukan dalam masyarakat plural, karena terbagi dalam kelompok yang berbeda-beda.
3. Menghalangi perkembangan multipartai yang plural.
4. Mendorong tumbuhnya partai etnis atau kesukuan.
Editor: Komaruddin Bagja