Peringati Sumpah Pemuda, ANRI: Kita Harus Tetap Bersatu meski Beda Pilihan di Pemilu
JAKARTA, iNews.id - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menggelar pagelaran wayang kulit di Gedung Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan, Jakarta Barat, Jumat (27/10/2023). Acara tersebut dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-95 dan Syukuran Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan Arsip Presiden Soekarno.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala ANRI, Imam Gunarto mengatakan pagelaran wayang kulit ini digelar di Gedung Cagar Budaya yang dibangun 1755 yang selesai dibangun selama 5 tahun, kemudian ditempati oleh Gubernur Jenderal VOC, Reiner De Klerk. Di bagian belakang tempat ini juga terdapat gedung baru diorama arsip kepresidenan yang di dalamnya terdapat diorama arsip Presiden Soekarno yang dapat digunakan untuk pembelajaran tokoh bangsa.
Diorama tersebut baru saja diresmikan Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Seokarnoputri.
“Kami ajak masyarakat untuk berkunjung ke diorama, dibuka untuk umum dan gratis, sehingga memahami kiprah Bapak Bangsa untuk memajukan Indonesia,” kata Imam dalam keterangannya, Minggu (29/10/2023).
Acara ini kerja sama dengan Honocoroko live. Pagelaran wayang ini dihadiri Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama ANRI, Dewan Penasihat ANRI Bidang Kemaritiman dan Pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, Pemerhati Budaya, Hasto Kristiyanto dan para tamu undangan lainnya yang memiliki perhatian terhadap budaya, khususnya seni wayang.
Imam juga mengingatkan peristiwa Sumpah Pemuda. Menurutnya sudah seharusnya memperkokoh persaudaraan, bersatu meneruskan perjuangan dan cita-cita para pendiri bangsa. Apalagi dalam waktu dekat Indonesia akan menyelenggarakan Pemilu 2024.
"Kita harus tetap bersatu dan menghormati pilihan masing-masing. Melalui pagelaran wayang ini menjadi wujud kita untuk melestarikan warisan budaya nenek moyang," katanya.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan tempat ini tersaji berbagai arsip yang menggambarkan ide,pemikiran, gagasan Presiden Soekarno sebagai Bapak Bangsa yang bisa dipelajari masyarakat. Melalui pagelaran wayang ini, selain mengingatkan momentum dan semangat sumpah pemuda, ada hal penting bahwa dari wayang kita bisa belajar kehidupan tentang nilai-nilai kepemimpinan.
”Kita tidak hanya pertunjukannya, semoga dapat menangkap saripati cerita wayang tersebut,” jelas Hasto.
Pagelaran wayang semalam suntuk ini menghadirkan tiga dalang yaitu Ki Anom Dwijokangko (Karanganyar), Ki Catur Benyek Kuncoro (Yogyakarta) dan Ki Bagonk Darmono (Klaten) yang akan mempertunjukan lakon Wahyu Cakraningrat. Pagelaran ini terbuka untuk masyarakat umum dan disiarkan langsung pada saluran akun youtube Arsip Nasional RI.
Pagelaran Wayang Kulit adalah bagian penting dari budaya Indonesia yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Seni wayang ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sebuah media narasi yang kuat yang mengandung pesan-pesan moral dan kisah-kisah berharga dari masa lalu.
Editor: Faieq Hidayat