Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Daftar UMP 2026 di 36 Provinsi Terbaru, Jakarta Masih Tertinggi
Advertisement . Scroll to see content

Perjalanan Karier Politik Anies Baswedan, Besar di Yogyakarta hingga Jadi Gubernur DKI 

Senin, 02 September 2024 - 18:21:00 WIB
Perjalanan Karier Politik Anies Baswedan, Besar di Yogyakarta hingga Jadi Gubernur DKI 
Anies Baswedan lahir di Kuningan pada 1967 (dok. istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Perjalan karier politik Anies Baswedan, salah satu politikus kenamaan di Indonesia, menarik diketahui. Anies pernah menduduki jabatan pemerintahan, baik sebagai menteri maupun kepala daerah.

Perjalanan karier politiknya juga diwarnai dinamika, yakni tuduhan penggunaan politik identitas dan agama dalam memenangkan kursi Gubernur DKI Jakarta, menyingkirkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Isu ini memicu perdebatan di kalangan masyarakat, menjadikannya sebagai figur tidak hanya disegani, tetapi juga kontroversial.

Pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 ini awalnya dikenal sebagai akademisi, terutama saat menjabat Rektor Universitas Paramadina. Jejak politik Anies dimulai pada Agustus 2013 ketika mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, setelah sebelumnya mencetuskan gerakan Indonesia Mengajar.

Anies Baswedan merupakan cucu dari Pahlawan Nasional Abdurrahman Baswedan. Dia menegaskan siap berkompetisi secara adil dalam Konvensi Partai Demokrat. Kesediaannya untuk mengikuti konvensi tersebut dia sampaikan setelah menjalani diskusi tertutup selama 1 jam dengan panitia konvensi.

"Saya mengatakan, saya akan luruskan niat, dan dengan mengucap Bismillah siap menjadi peserta konvensi," ujar Anies pada 27 Agustus 2013. 

Pada 2014, Anies merupakan salah satu tokoh yang mendukung pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK). Dukungan tersebut berbuah manis ketika Anies dipercaya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dalam kabinet Jokowi-JK. Dia mengemban tugas tersebut selama 2 tahun, dari 2014 hingga 2016.

Pada 27 Juli 2016, posisi Mendikbud yang dipegang Anies digantikan oleh Muhadjir Effendy dalam reshuffle kabinet.

Meski lengser dari posisi Mendikbud, nama Anies Baswedan tetap bersinar di kancah politik nasional. Pada 2017, suami dari Fery Farhati ini dideklarasikan sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Calon Wakil Gubernur. 

Pasangan Anies-Sandi berhasil lolos ke putaran kedua Pilkada DKI Jakarta dan berhadapan dengan petahana, Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.

Pasangan Anies-Sandiaga meraih kemenangan signifikan dalam Pilkada DKI Jakarta dengan selisih 15,92 persen suara. Anies-Sandi mendapat dukungan dari 57,96 persen pemilih atau sekitar 3.240.987 suara, sedangkan Ahok-Djarot memperoleh 42,04 persen setara dengan 2.350.366 pemilih.

Perjalanan karier Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta dimulai saat dilantik bersama Sandiaga Uno oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pada Senin 16 Oktober 2017. Anies menyelesaikan masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta dengan penuh hingga 16 Oktober 2022, meninggalkan berbagai pencapaian dan juga tantangan yang dihadapinya selama masa kepemimpinannya.

Meski tidak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, nama Anies Baswedan terus bersinar di pentas politik nasional. Partai NasDem secara terbuka mendeklarasikan dukungan mereka kepada Anies sebagai calon presiden 2024. Dukungan ini diikuti oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat. 

Ketiga partai tersebut membentuk Koalisi Perubahan dan secara resmi mengusung Anies sebagai bakal calon presiden. 

Namun Anies membuat marah Demokrat karena mengumumkan calon presidennya yakni Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Partai Demokrat lalu mencabut dukungan, sehingga posisinya digantikan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Anies-Cak Imin diperkirakan menjadi salah satu kandidat presiden yang kuat dengan dukungan luas dari berbagai wilayah di Indonesia. Namun dalam Pilpres 2024, pasangan tersebut menempati posisi kedua di bawah pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Namun Anis-Cak Imin mengalahkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diusung partai penguasa, PDIP dkk.

Setelah tidak lolos dalam Pilpres 2024, Anies tetap melanjutkan karier politik dengan maju dalam kontestasi Pilkada 2024.

Awalnya Anies didukung oleh partai-partai besar seperti PKS dan PKB. Namun PKS kemudian menutup pintu bagi Anies di Pilgub Jakarta 2024 untuk mengalihkan dukungan kepada Ridwan Kamil (RK). Kader PKS maju sebagai wakil RK, Suswono.

Anies Baswedan juga sempat mendekat ke PDIP setelah kepuar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menihilkan syarat batasan kursi parlemen untuk bisa mengusung calon. Namun PDIP tak jadi mengusung Anies, melainkan Pramono Anung dan Rano Karno.

Juru Bicara Anies Baswedan, Angga Putra Fidrian, mengatakan tidak terkejut dengan keputusan partai politik yang batal memberikan dukungan. Anies tetap menghargai proses dan aspirasi yang telah disampaikan. 

"Semua yang menjadi kebijakan partai politik diapresiasi oleh Pak Anies Baswedan," kata Angga.

Itulah perjalanan karier politik Anies Baswedan, kisah tentang transformasi dari akademisi menjadi salah satu tokoh politik terkemuka di Indonesia. Dari awal yang sederhana sebagai Rektor Universitas Paramadina, Mendikbud, hingga Gubernur DKI Jakarta dan calon presiden.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut