Perjanjian IEU-CEPA Bisa Dongkrak Perdagangan RI-Eropa hingga 60 Miliar Dolar AS
JAKARTA, iNews.id - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P Roeslani mengatakan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) akan meningkatkan nilai perdagangan secara signifikan. Perjanjian IEU-CEPA rencananya ditandatangani pada September 2025.
Dia mengatakan, peningkatan nilai perdagangan Indonesia dan Uni Eropa bisa mencapai hingga 60 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per tahun dari saat ini sekitar 30 miliar dolar AS.
"Rencananya tentu ini bisa segera ditandatangani dalam waktu bulan September. Kemudian diratifikasi paling lama ya secepat, sesegera mungkin," kata Rosan di Paris, Prancis, Minggu (13/7/2025).
Menurut dia, kemitraan Indonesia-Uni Eropa menjadi pasar yang besar karena menggabungkan populasi kedua kawasan dengan yang mencapai lebih dari 700 juta jiwa.
"Ini sesuatu hal yang sangat-sangat positif, karena kita ketahui bersama, baik trade maupun investment itu dengan negara-negara European countries itu sangat-sangat signifikan," kata Rosan.
Adapun nilai perdagangan Indonesia dan Uni Eropa mencapai 30,1 miliar dolar AS pada 2024. Jumlah itu termasuk nilai ekspor dari Indonesia yang mencapai 17,5 miliar dolar AS.
Diketahui, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mencapai kesepakatan politik untuk menyelesaikan IEU-CEPA.
"Hal ini menandai tonggak penting menuju penyelesaiannya oleh Komisioner Maros Sefcovic dan Menteri Koordinator Airlangga Hartarto pada September 2025," kata Komisi Eropa dalam pernyataannya, dikutip Senin (14/7/2025).
Seusai pertemuan, von der Leyen mengatakan perjanjian ini akan menciptakan lebih banyak peluang bisnis dan memperkuat rantai pasokan bahan baku untuk industri Eropa.
“Eropa dan Indonesia memilih jalur keterbukaan, kemitraan, dan kemakmuran bersama. Saya menantikan penyelesaiannya yang cepat," ujarnya.
Negosiasi IEU-CEPA telah berjalan selama hampir 10 tahun sejak diluncurkan pada Juli 2016. Kedua negara tercatat telah mengadakan 19 putaran pembicaraan resmi.
Editor: Rizky Agustian