JAKARTA, iNews.id - Persamaan dan perbedaan ceramah pidato dan khotbah seringkali masih disalahartikan sebagai bentuk komunikasi yang sama. Padahal, meski tampak serupa, ketiganya memiliki perbedaan mendasar yang perlu diketahui, terutama dari segi tujuan, konteks, hingga gaya bahasa yang digunakan.
Mengacu pada Buku Bahasa Indonesia kelas XI edisi revisi 2017 yang diterbitkan oleh Kemendikbud RI, dijelaskan bahwa ceramah, pidato, dan khotbah memiliki sejumlah kesamaan, di antaranya:
Baca Juga
Kronologi Radar Jet Tempur J-15 China Kunci F-15 Jepang di Atas Pasifik
- Ketiganya bertujuan untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan kepada pendengar.
- Ketiganya mengandung ajakan kepada kebaikan, sesuai tema yang dibawakan.
- Tujuan utamanya adalah menyampaikan pesan untuk memberikan pemahaman, mengubah cara berpikir, atau menginspirasi audiens.
- Bahasa yang digunakan harus efektif, jelas, dan persuasif.
- Struktur penyampaian biasanya terorganisir: dimulai dari pembukaan, pembahasan inti, dan ditutup dengan kesimpulan.
Namun, perbedaan ceramah pidato dan khotbah cukup mencolok jika ditinjau lebih dalam:
Persamaan dan Perbedaan Ceramah, Pidato dan Khotbah
- Ceramah bersifat keagamaan namun fleksibel — bisa dilakukan kapan dan di mana saja, dengan gaya bahasa formal dan objektif, serta biasa ditemukan dalam konteks pendidikan atau pengajaran.
- Khotbah lebih terikat aturan, hanya dilakukan di waktu tertentu, dan sarat dengan nilai spiritual serta pesan moral, ditujukan untuk jemaat atau umat yang satu keyakinan.
Pidato bersifat umum dan lebih bebas dalam topik, bisa berupa seruan menjaga lingkungan, nasionalisme, atau motivasi politik, dan menggunakan bahasa retoris untuk membakar semangat audiens. - Dari sisi audiens pun berbeda: ceramah menyasar pelajar atau peserta pelatihan; pidato ditujukan ke masyarakat luas atau kelompok khusus; sementara khotbah menyasar umat beragama tertentu dalam suasana ibadah.
Dengan memahami persamaan dan perbedaan ceramah pidato dan khotbah secara utuh, kita jadi lebih bijak dalam menggunakan istilah tersebut di berbagai konteks. Jangan sampai salah sebut lagi, ya!
Baca Juga
Teks Pidato Upacara Hari Kebangkitan Nasional 2025, Tema dan Logonya Lengkap
Editor: Komaruddin Bagja