Pertama Kali ke Jakarta, Ini Kata Joni Kalla Si Pemanjat Tiang
JAKARTA, iNews.id - Yohanes Ande Kala Marchal (13) alias Joni Kalla, yang memanjat tiang bendera untuk memperbaiki tali bendera yang tersangkut saat upacara peringatan HUT Ke-73 RI di Pantai Motaain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) tiba di Jakarta, Sabtu (18/8/2018). Dia langsung diundang makan siang bersama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi di kantornya.
Joni diantar oleh kedua orangtuanya, Victorino Fahik Marshal dan Lorensa Kama. Turut mengantarkan pula Dandim 1605 Belu Letkol Inf Putu Dwi serta Kapolres Belu AKBP C Tobing.
Saat tiba di Kemenpora Joni mengenakan seragam Sekolah Menengah Pertama (SMP) berwarna putih biru. Dia terlihat malu-malu ketika diterima kedatangannya oleh Imam Nahrawi. Menpora lalu mengenalkan Joni dan kedua orangtuanya kepada awak media yang sudah menunggu di lobi Gedung Utama Kemenpora.
Joni mengaku ini merupakan kedatangannya pertama di ibu kota. Tak hanya itu, ini juga pertama kalinya pengalaman menaiki pesawat. "Rasanya senang sekali, baru satu kali (naik pesawat)," kata Joni.
Joni mengaku amat senang ketika mendarat di Jakarta. Apalagi ia disambut dengan kemeriahan pernak-pernik Asian Games 2018. "Lihat tempat-tempat gambar Asian Games," ujarnya.
Setelah tanya jawab dengan awak media, Joni langsung menuju lantai 10, ruang kerja Menpora. Di sana Joni sempat merasakan empuknya kursi milik Imam Nahrawi. Mereka berbincang tentang pelaksanaan Asian Games 2018. Setelah itu, Joni bersama kedua orang tuanya kemudian menyantap makan siang bersama menpora, dan Dandim 1605 Belu Letkol Inf Putu Dwi serta Kapolres Belu AKBP C Tobing.
Keakraban terlihat saat Joni dan Imam dengan nikmatnya menyantap makan siang yang sudah disajikan itu. Joni dan orangtuanya pun dipersilakan untuk beristirahat sebelum diajak untuk menonton pembukaan Asian Games 2018.
"Nanti malam bersama orang tua, Joni akan menyaksikan pembukaan Asian Games. Ini sebuah kebanggaan bagi Indonesia karena kita punya Joni yang sangat heroik dam sangat spektakuler," kata Imam.
Editor: Muhammad Saiful Hadi