Pertemuan Yahya Staquf dengan PM Israel, Mensos: Niatnya Baik
JAKARTA, iNews.id - Pertemuan Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menuai banyak kritik. Pertemuan itu dianggap tak pantas terutama bila melihat dukungan Indonesia terhadap Palestina.
Menteri Sosial Idrus Marham menilai, akan lebih baik agenda pertemuan tersebut seharusnya diberitahukan dahulu kepada bangsa Indonesia. Ini untuk menghindari segala prasangka. Dengan menginformasikan transparan, terjadi komunikasi yang baik dengan publik.
Kendati demikian Idrus meyakini pertemuan Gus Yahya dengan Netanyahu pada dasarnya bertujuan baik. Dia percaya, pertemuan itu dalam konteks untuk memperjuangkan Palestina. Namun, caranya yang kemudian mengundang kritik.
"Ini kan masalah cara saja. Tapi niatnya saya kira adalah baik dan saya punya keyakinan Gus Yahya ini kan sebagai duta pasti tahu posisi politik Indonesia, tidak mungkin tidak tahu. Itu aja saya kira," ujar Idrus saat open house di rumah Wapres Jusuf Kalla, Jakarta, Jumat (15/6/2018).
Politikus Partai Golkar itu mengingatkan, niat baik seharusnya diapresiasi dengan baik. Namun dirinya menilai ada beberapa hal yang dirasa masyarakat tidak sesuai dengan apa yang sudah diperjuangkan selama ini.
"Saya kira begini. Kadang-kadang niat yang baik harus dilakukan dengan cara yang baik. Tetapi meskipun demikian kadang-kadang kan dalam hal komunikasi politik ini ada kendala-kendala yang tak bisa dilakukan,” ujar Idrus.
Pertemuan Yahya Staquf dengan Netanyahu diketahui setelah PM Israel itu mengunggah foto-fotonya di Twitter. Pertemuan berlangsung pada Kamis (14/6/2018) kemarin.
Netanyahu sempat berbincang dengan Yahya. Dia senang atas pertemuan tersebut. Dia mengklaim semakin banyak negara muslim yang dekat dengan Israel.
"Pertemuan spesial hari ini di Yerusalem dengan Yahya Cholil Staquf, sekretaris jenderal organisasi muslim global Nahdlatul Ulama," tulis Netanyahu di Twitter. "Saya sangat senang melihat negara-negara Arab dan banyak negara muslim semakin dekat dengan Israel," kata dia.
Kunjungan Yahya Cholil ke Israel mengundang kontroversi. Banyak yang mengkritik langkah tersebut. Meski demikian, Yahya mengatakan kunjungan ke Israel demi Palestina. Hal ini bermula saat dirinya berbicara di seminar American Jewish Committee (AJC) . Banyak pihak menyayangkan sikap Yahya yang tak menyinggung soal kemerdekaan Palestina dalam forum tersebut.
Kemudian Yahya menjawab kritik tersebut dengan berbicara soal Palestina dalam kuliah umum di The Truman Institute. Video Yahya bicara soal kemerdekaan Palestina kemudian diunggah Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Quomas di Facebook pada Kamis (14/6/2018).
Dalam kuliah umum di The Truman Institute, Yahya menegaskan kehadirannya di Israel demi Palestina. Awalnya, anggota Wantimpres ini memang sempat khawatir atas kedatangannya.
"Saya datang ke Yerusalem dengan perhatian yang sangat dalam karena saya takut dan khawatir bahwa nanti ke depan semua usaha untuk perdamaian terhenti, bahkan harapan untuk perdamaian telah sirna. Walaupun saat ini situasi maupun ketegangan mengalami peningkatan, tapi ketika saya tiba di sini, bertemu, berkomunikasi dengan banyak orang, saya masih melihat bahwa masih ada harapan (untuk perdamaian)," papar Yahya.
Editor: Zen Teguh