Perundingan IEU-CEPA Masuk Tahap Akhir, Airlangga Pastikan Tak Ada Ganjalan
JAKARTA, iNews.id - Perundingan ekonomi Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) resmi memasuki tahap akhir setelah hampir satu dekade berlangsung.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, seluruh isu substansial dan teknis telah disepakati, menyisakan proses legal drafting dan ratifikasi di masing-masing negara.
“Status perundingan telah selesai dan sejumlah isu teknis yang kemarin mampu diselesaikan dalam putaran terakhir di tingkat Chief Negotiation,” ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual dikutip, Senin (9/6/2025).
Perundingan IEU-CEPA dimulai sejak tahun 2016 dan berlangsung melalui 19 putaran resmi. Dialog intensif terjadi dalam beberapa pekan terakhir di tingkat chief negotiator.
Airlangga menegaskan bahwa tak ada lagi ganjalan dalam proses tersebut.
“Hari ini sih kita tidak terdapat ganjalan lagi karena seluruh ganjalan sudah diselesaikan,” kata dia.
Menurutnya, kedua belah pihak saat ini tengah fokus menyelesaikan tahap akhir berupa penyusunan legal teks sebelum dibawa ke proses hukum.
Ratifikasi perjanjian bakal mendapat persetujuan oleh 27 negara anggota Uni Eropa, dan Indonesia.
“Akan berproses terkait dengan legal drafting yang bisa diselesaikan tidak dalam waktu yang lama, kemudian proses selanjutnya adalah proses hukum ataupun ratifikasi memerlukan persetujuan dari 27 negara Eropa,” ucapnya.
Sedianya IEU-CEPA menjadi momentum penting Indonesia untuk memperluas akses pasar dan memperkuat rantai pasok global.
Pemerintah mencatat Uni Eropa adalah mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, dengan nilai perdagangan bilateral mencapai 30,1 miliar dolar AS pada tahun lalu. Surplus neraca dagang Indonesia terhadap Uni Eropa mencapai 4,5 miliar dolar AS.
Setelah IEU-CEPA berlaku, hampir 80 persen barang ekspor Indonesia akan mendapat tarif bea masuk 0 persen.
Pemerintah berharap IEU-CEPA tak hanya memperbesar volume ekspor nasional ke Eropa, tetapi juga meningkatkan arus investasi, mendorong penciptaan lapangan kerja, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra ekonomi setara di kawasan global.
Editor: Aditya Pratama