Peserta Aksi Reuni 212 Penuhi Istiqlal dan Monas

JAKARTA, iNews.id – Massa peserta aksi Reuni 212 terus mengalir ke Masjid Istiqlal dan kawasan Monas, Jakarta. Sebagian besar datang berkelompok, namun ada juga yang sendiri dengan menggunakan berbagai moda transportasi. Mereka kini menunggu untuk melaksanakan salat subuh berjamaah.

Massa peserta Aksi Reuni 212 datang bergelombang sejak Kamis, 30 November 2017 malam. Pada Jumat petang jumlah jamaah semakin bertambah. Mayoritas menggunakan busana warna putih. Tidak hanya menumpang bus, ada juga yang naik KRL commuter line dan mobil sewa. Pantauan di Stasiun Gondangdia, Tanah Abang dan Juanda, massa terus berdatangan.

”Kami dari majelis taklim Arrusyafad, Bogor, sekitar 350 orang. Kami ingin ikut berpartisipasi  dan silaturahmi karena tahun lalu kami juga bersatu dengan jutaan muslim lainnya di sini,”kata Syarif asal Bogor, Sabtu (2/12/2017) dini hari.

Trilastuti asal Depok, Jawa Barat mengaku datang bersama rombongan untuk menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW dan zikir bersama , sekaligus itikaf di masjid,”katanya. Kompleks Masjid Istiqlal mulai memutih.  Sebagian peserta bahkan ada yang memilih untuk melepas penat di kawasan Monas.

Sementara itu, panggung besar untuk peringatan Maulid Nabi telah berdiri di Monas. Panitia Aksi Reuni 212 juga telah menyiapkan shaf bagi jamaah untuk melaksanakan salat berjamaah.  Selain itu disediakan juga posko konsumsi, kantung sampah, toilet umum, serta mobil tangki air untuk berwudu.

Belum diketahui jumlah pasti peserta aksi. Namun pihak penyelenggara berharap jutaan umat datang sebagaimana tahun lalu. ”Selain bentuk peringatan Maulid Nabi, aksi ini juga sebagai bentuk peringatan bersatunya umat islam di seluruh Indonesia. Acara akan digelar hingga pukul 11.00 WIB,” kata Sekretaris Media Center Reuni 212 Suhendra Suardi.

Dari sisi keamanan, sejumlah mobil kepolisian bersiaga di sejumlah titik. Polda Metro Jaya dan TNI mengerahkan 35.000 personel untuk mengamankan acara ini. Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis, pengamanan ketat dilakukan mengingat Jakarta menjadi barometer Indonesia sehingga kerawanan konflik harus diminimalisir.

Dia bahkan berharap datang hujan agar aksi tak jadi. "Karena aksi ini rawan konflik politisasi, rawan ditunggangi," ujarnya.

Baca Juga

Siapa Elias Garzon Delvaux? Remaja Fedora yang Viral dalam Insiden Perampokan Museum Louvre

Editor: Zen Teguh