Peta Dukungan Kiai Said dan Gus Yahya di Muktamar NU, Gus Ipul: Menghitung Harus Cermat
JAKARTA, iNews.id - Ketua PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menilai deklarasi pencalonan diri kembali KH Said Aqil Siroj merupakan hal yang biasa. Dengan deklarasi tersebut, ada dua calon kuat yang akan maju di Muktamar ke-34 NU nanti yakni, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan KH Said Aqil Siroj (KH SAS).
“Setiap kader NU yang punya kemampuan dan pendukung, punya hak yang sama untuk mencalonkan Ketua Umum PBNU. Silakan nanti muktamirin (peserta muktamar) yang akan memilih,” kata Gus Ipul, Kamis (9/12/2021).
Di Muktamar NU, Ketua Umum akan dipilih secara langsung oleh Muktamirin, sedangkan Rais Aam akan dipilih melalui mekanisme Ahwa (ahlul halli wal aqdi) yaitu pemilihan secara tertutup yang dilakukan 9 kiai sepuh NU. Ketua umum di PBNU adalah pelaksana sedangkan Rais Aam adalah pengendalinya.
“Kita ingin muktamar adem. Tapi biasa di NU itu ada gegeran (beda pendapat) tapi akhirnya ger-geran (guyonan). Saat ini ada yang menginginkan ketua umum bertahan atau status quo dan menginginkan regenrasi,” ujar mantan Ketua Umum GP Ansor dua Periode ini.
Gus Ipul yang juga keponakan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) ini menilai Kiai SAS sudah dua periode dan sudah cukup waktu untuk berbuat bagi NU. “Saya sendiri menginginkan regenerasi dan Gus Yahya sangat layak meneruskan kepemimpinan di PBNU,” ujarnya.
Sementara itu sebelumnya diberitakan di berbagai media bahwa deklarasi Kiai SAS diklaim didukung beberapa Wilayah meskipun dalam beberapa foto yang beredar hanya sedikit PWNU yang hadir itupun bukan ketua PWNU melainkan hanya wakil ketua atau wakil sekretaris PWNU.
Sedangkan di lain pihak, beberapa media juga memfoto Gus Yahya yang selalu didampingi banyak Ketua PWNU. Saat Kongerensi Besar di PBNU pada Selasa (7/12) malam misalnya, Gus Yahya juga nampak didampingi lebih dari 80 persen Ketua dan Rois Syuriah PWNU se Indonesia.
Terkait hal ini, Gus Ipul mengatakan bahwa klaim bisa dilakukan siapapun, tapi Muktamirin yang akan menentukan di arena Muktamar. “Mengklaim itu boleh tapi menghitungnya harus cermat,” kata Gus Ipul.
Editor: Kastolani Marzuki