Politikus Demokrat Malu Ada Rekannya Ditangkap KPK
JAKARTA, iNews.id - Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengaku malu atas penangkapan rekan sefraksinya di DPR oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tak hanya itu, penangkapan anggota DPR dalam operasi tangkap tangan (OTT) sudah pasti mencoreng lembaga legislatif tersebut.
"Karena kasus korupsi itu, anggota DPR diolok-olok masyarakat, padahal kasus korupsi hanya dilakukan oknum satu-dua orang saja," kata Nurhayati Ali Assegaf pada diskusi "Pencegahan Korupsi pada Pembahasan RAPBN" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Pernyataan politikus senior Partai Demokrat itu menanggapi OTT KPK terhadap anggota Fraksi Partai Demokrat Amin Santono pada Jumat (4/5/2018) malam lalu ditetapkan sebagai tersangka pada Sabtu (5/5/2018).
Menurut Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat ini, kalau ada oknum anggota DPR yang ditangkap karena kasus korupsi, anggota DPR lainnya menjadi malu karena masyarakat menilai lembaga DPR secara keseluruhan menjadi negatif. "Bukan cuma anggota DPR, keluarga seperti anak-anak juga menjadi bahan olok-olokan," katanya.
Selain itu, Nurhayati mengusulkan kepada pemerintah agar mulai membangun budaya transparansi untuk penggunaan dana. Lembaga percontohan transparansi ini bisa dimulai dari DPR. "Dalam sistem yang transparan itu, setiap anggota DPR menerima uang berapa dan dialokasikan untuk apa saja," kata salah satu pendiri Partai Demokrat ini.
Dia mengusulkan agar pemerintah maupun kuasa pemangku anggaran di DPR menerapkan sistem uang elektronik sehingga tidak ada pemberian honor atau dana perjalanan secara tunai. "Melalui sistem digital, laporan keuangan atau penggunaan anggaran juga dibuat secara transparan dan di antara anggota DPR dapat saling mengontrol," katanya.
Editor: Azhar Azis